Berdasarkan hasil uji di Medica Satwa Laboratories-Bogor, anak gajah tersebut dinyatakan negatif dari dugaan virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).
Namun, hasil uji Histopatologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkap sejumlah faktor diduga penyebab kematian gajah malang itu.
Berdasarkan hasil uji Histopatologi, ada tiga penyebab utama kematian anak gajah ini.
Pertama, pneumonia, yaitu adanya perdarahan pada paru-paru yang menyebabkan kegagalan pernapasan.
Kedua, gastroenteritis, peradangan pada lambung dan usus yang mengakibatkan dehidrasi, malnutrisi, dan syok hipovolemik.
Dan yang terakhir, kondisi stres yang berkontribusi besar pada penurunan sistem pertahanan tubuh, membuatnya rentan terhadap infeksi dan akhirnya menyebabkan kematian.
Stres ini diduga kuat disebabkan oleh terpisahnya anak gajah dari induk dan kelompoknya.
Menanggapi kejadian tragis ini, Supartono menegaskan bahwa BBKSDA Riau akan mengambil langkah preventif.
"Kami akan melakukan upaya pencegahan dengan pemeriksaan kesehatan yang lebih intensif, pemberian nutrisi yang lebih baik, dan perawatan intensif untuk mencegah terulangnya kembali kematian anak gajah akibat faktor-faktor penyebab tersebut," pungkasnya.(tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)