TRIBUNPEKANBARU.COM - Tak tertahankan, suasana di kediaman mendiang Prada Lucky Chepril Saputra Namo langsung menjadi haru.
Sepriana Paulina Mirpey ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo langsung bersimpuh. Ia memohon dan mengajukan permintaan kepada Pangdam Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto.
Kedatangan Pangdam menjadi momen yang tepat bagi Sepriana Paulina Mirpey untuk mengajukan harapannya.
Harapan bagi keadilan bagi anaknya yang tewas mengenaskan. Ya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo sudah tak bernyawa. Ia ditemukan dnegan tanda kekerasan kekerasan yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo.
Baca juga: Usai Heboh di Pati, Giliran Warga Semarang yang Kaget Pajak PBB Naik 400 Persen, Ternyata. . .
Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) bermarkas di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT.
Dan sebuah momen haru itu datang ketika Pangdam Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto tiba di rumah duka pada hari Senin 11 Agustus 2025.
Kematian Prada Lucky
Diberitakan sebelumnya, Prada Lucky meninggal pada Rabu (6/8/2025) saat sedang menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Kuat dugaan Prada Lucky meninggal akibat dianiaya beberapa orang seniornya.
Peristiwa itu terjadi di Barak TNI Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, mengatakan kasus tersebut sedang ditangani penyidik Polisi Militer.
"Kita serahkan semuanya kepada penyidik dalam hal ini Polisi Militer," ujar Agus saat dihubungi, Kamis (7/8/2025).
Harapan pada Pangdam
Paulina menangis histeris saat Mayjen TNI Piek Budyakto dan rombongan tiba di rumah duka di Kelurahan Kuanino Kota Kupang.
Piek secara khusus datang ke kediaman Lucky untuk menyampaikan duka cita. Sementara, Paulina memohon keadilan untuk anaknya.