Dugaan Keracunan MBG di Inhil

16 Anak di Tembilahan Inhil Masih Dirawat di Dua RS Pasca Diduga Keracunan MBG

Penulis: Fernando
Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIDUGA KERACUNAN - Puluhan peserta didik Sekolah Dasar Negeri (SDN) 032 Tembilahan tampak menjalani perawatan RSUD Puri Husada Jumat (22/8/2025) setelah diduga mengalami keracunan makanan usai kegiatan makan bersama Makanan Bergizi Gratis (MBG).

TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBAR - 16 orang anak yang diduga keracunan setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 32 Tembilanan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Hingga Sabtu (23/8/2025) malam, 14 orang anak di antaranya dirawat di Rumah Sakit Puri Husada. Sedangkan dua orang lainnya masih dirawat di Rumah Sakit 3M Plus.

"Ada 10 orang lagi jalani rawat jalan, setelah sempat dibawa ke rumah sakit," papar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto kepada Tribunpekanbaru.com, Sabtu (23/8/2025) malam.

Menurutnya, data sementara ada 26 orang anak terdampak keracunan MBG di Tembilahan itu.

Mereka sempat dilarikan ke rumah sakit pasca diduga keracunan.

Sri Dadono Mulyanto menyebut bahwa tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir sudah turun ke lapangan menindaklanjuti keracunan ini.

Baca juga: Bertambah, Sudah 28 Murid SD Diduga Keracunan MBG di Tembilahan Inhil Dilarikan ke Rumah sakit

Baca juga: Kepolisian Inhil Selidiki Peristiwa Dugaan Keracunan MBG di Tembilahan

Sampel makanan yang dimakan oleh anak-anak korban keracunan sudah diambil dan akan diperiksa.

"Kami tetap update terus kondisi anak-anak, karena belasan anak masih dirawat di rumah sakit," ujarnya.

Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir sedang memastikan kandungan dari makanan yang diduga membuat anak-anak keracunan.

Mereka pun meneliti beberapa sampel makanan dari menu makanan sebelum anak-anak keracunan.

Makanan tersebut di antaranya ada mie, tauge serta beberapa sample makanan lainnya dari menu anak-anak. Mereka belum memastikan makanan mana yang menyebabkan anak-anak keracunan di sekolah.

"Ada beberapa macam menunya, apa memang penyebabnya itu, sekarang sedang diperiksa," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto kepada Tribunpekanbaru.com, Sabtu (23/8/2025) malam.

Pihaknya hingga kini belum bisa memastikan penyebab anak-anak keracunan.

Ia menyampaikan bahwa penelitian terhadap kandungan makanan sedang berlangsung.

"Tindak lanjut kita, nanti kita lihat seperti apa dapur MBG di sana," ujarnya.

Sadono menyebut bahwa terkait keracunan ini belum ada kepastian pengertian sementara program ini.

Ia belum mengetahui seperti apa kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Inhil pasca keracunan.

"Nanti kita lakukan penelusuran kembali, tentu harus menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan anak-anak itu," ujarnya.

Makan Bergizi Gratis, sebuah inisiatif nasional yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

Tujuannya membentuk generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif menuju visi Indonesia Emas 2045.

Program Pelaksanaan Program Makan Bergizi tahun 2025 akan dilaksanakan di 5000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Sasaran Penerima MBG adalah peserta didik dari PAUD hingga SMA, baik negeri maupun swasta, Balita dan anak usia dini serta Ibu hamil dan menyusui.

Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi, tapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. 

Gejala Mual dan Muntah

Pada Jumat  (22/8/2025) malam, suasana Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada (PH) Tembilahan mendadak panik dan tegang.

Puluhan peserta didik Sekolah Dasar Negeri (SDN) 032 Tembilahan tampak menjalani perawatan setelah diduga mengalami keracunan makanan usai kegiatan makan bersama Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Para murid yang didampingi wali dan orangtuanya langsung mendapatkan perawatan intensif dari petugas kesehatan setelah dilaporkan mengalami sakit perut, pusing dan muntah.

Menurut seorang wali murid sang anak mengalami mual dan muntah setelah mengkonsumsi makanan yang diduga sudah tidak layak karena berbau.

“Soalnya tadi anak cerita katanya mie nya bau. Di kelas 2A laporan sementara ada 4 org yang mual sama muntah, saat di IGD ada juga anak kelas 2D,” ujar seorang wali murid kelas 2A.

Hal senada dikatakan oleh orangtua siswa lainnya, sang anak yang masuk sekolah pukul 13.00 Wib mengeluhkan menu mie kuning dan ayam yang sudah berbau dan berlendir.

“Hari ini saya tahu dari siswa dan para orangtua lainnya. Banyak anak tidak mau makan, tapi anak saya makan. Setelah pulang, dia muntah-muntah sampai tidak sadarkan diri, lalu saya bawa ke RSUD,” jelas Titin juga membawa anaknya untuk dirawat.

Sementara itu, Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan dr.Rahmat membenarkan peristiwa yang menimpa anak – anak sekolah tersebut.

Menurutnya saat ini pihaknya masih menangani sekitar 21 anak yang diduga keracunan makanan.
“Diagnosa awal menunjukan gejala keracunan makanan. Gejala yang tunjukan seperti mual, muntah dan pusing,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (23/8/2025).

Menurutnya sejumlah anak juga harus mendapatkan perawatan secara intensif meskipun sebagian anak sudah diperbolehkan pulang.

“Namun kondisi mereka belum sepenuhnya stabil sehingga tetap dalam pemantauan. Selain itu, beberapa siswa lainnya juga mendapat perawatan di RS 3M Tembilahan,” tambah Mantan Dirut RSUD Raja Musa Sungai Guntung ini. 

(Tribunpekanbaru.com/ Fernando Sikumbang 

Berita Terkini