TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Hasil uji laboratorium terhadap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan keracunan puluhan pelajar di Tembilahan menunjukan adanya bakteri Escherichia coli (E. coli).
Uji mikrobiologi yang dilakukan di Balai Kekarantinaan Kesehatan bersama Laboratorium Daerah Inhil ini menunjukkan bakteri tersebut pada sampel mie kuning, sayuran dan orak–arik telur.
Sementara itu uji kimia pangan terhadap mie kuning dengan parameter boraks, metanil yellow dan formalin, semuanya negatif atau tidak ditemukan bahan kimia berbahaya.
Selain uji laboratorium terhadap sampel muntahan pasien atau pelajar mengandung bakteri koliform.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Inhil Rahmi Indrasuri menjelaskan, keberadaan bakteri E. coli bukanlah hal asing dan merupakan bakteri yang biasa ditemukan pada air maupun makanan.
“Jadi, keberadaannya tidak serta-merta menunjukkan adanya bahan berbahaya dari sampel makanan yang diperiksa,” terang Rahmi Indrasuri menyampaikan hasil pemeriksaan dalam press rilis di Aula Dinas Kesehatan, Jalan M. Boya No. 68 Tembilahan, Senin (25/8/2025) pagi.
Rahmi juga menyatakan jika bakteri koliform yang ditemukan pada sampel muntahan pelajar juga masih dalam batas aman.
“Bukan jenis bakteri berbahaya yang menimbulkan gangguan serius secara patofisiologis,” tambah Rahmi.
Baca juga: SPPG Kembang Selaku Penyedia Menu MBG di Tembilahan Klaim Sudah Ikuti SOP
Baca juga: UPDATE Kondisi Siswa Keracunan MBG di Tembilahan Inhil, 9 Orang Masih Dirawat di RSUD
Lebih lanjut Rahmi menjelaskan, kondisi seluruh pelajar atau peserta didik yang menjadi korban dugaan keracunan MBG ini sudah semakin membaik.
“Alhamdulillah seluruh anak yang sempat dirawat akibat dugaan keracunan kini sudah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit,” jelas Rahmi.
Rahmi juga menegaskan tidak ada unsur persaingan bisnis dalam kasus ini dan murni bertujuan memberikan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah.
Rahmi berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari, koordinasi pun akan terus dilakukan kedepannya agar kualitas menu terkontrol dan semakin ditingkatkan.
“Kami akan memperkuat koordinasi lintas sektor dan melakukan evaluasi menyeluruh agar program ini berjalan lebih baik. Peristiwa ini akan dijadikan evaluasi agar pelaksanaan program lebih baik di masa mendatang,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Kawah Insan Cendikia selaku mitra Badan Gizi Nasional dalam program MBG ini menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi terhadap pelajar yang menjadi korban.
“Seluruh biaya pengobatan dan perawatan siswa terdampak ditanggung yayasan hingga sembuh,” tegas M. Guntur selaku Ketua Yayasan yang juga hadir dalam press rilis tersebut.