Sejak kericuhan tersebut, jumlah donasi semakin bertambah bahkan warga luar Pati ikut menyumbangkan makanan dan minuman.
Meski Sudewo telah membatalkan kenaikan PBB-P2, demo tetap digelar dengan tuntutan melengserkan Sudewo.
Seminggu setelah demo yang dihadiri puluhan ribu warga Pati, Ahmad Husein menyatakan mundur dari gerakan sehingga dicap sebagai sengkuni.
Sengkuni merupakan tokoh antagonis dalam kisah Mahabharata dan pewayangan Jawa yang dikenal karena sifatnya yang licik, manipulatif, dan ahli dalam adu domba.
Pada Kamis (21/8/2025), di depan Kantor Bupati Pati terdapat dua kaos bergambar wajah Ahmad Husein.
Kaos tersebut dipasang dijalan untuk diinjak-injak warga sebagai bentuk kekesalan.
Tertulis sejumlah kata seperti larahan (sampah), injak gratis, serta sengkuni.
Salah satu Koordinator Posko AMPB, Hanif, menjelaskan ada dua hal yang membuat warga kecewa ke Ahmad Husein yakni berdamai dengan Sudewo dan menuding AMPB ditunggangi kepentingan politik.
Keberadaan Ahmad Husein juga dicari karena belum ke posko AMPB setelah berdamai dengan Sudewo.
Beredar viral video Ahmad Husein mendatangi showroom sepeda motor dan mabuk ketika karaoke.
Warga menuding Ahmad Husein menerima bayaran untuk berdamai dengan Bupati Pati.
Namun, belum ada informasi dua video tersebut diambil setelah pertemuan dengan Sudewo.
Tentu saja apa yang terjadi pada masyarakat Pati adalah bentuk dinamika dalam kehidupan. Seorang pemimpin akan diuji dan warga akan terus berusaha memberikan kritikan yang tentu saja membangun.
Berikut kronologi lengkap demo besar-besaran di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang terjadi pada Rabu, 13 Agustus 2025, dan mengguncang opini publik nasional:
Awal Mula: Kenaikan PBB 250 persen
Kebijakan Kontroversial: Bupati Pati, Sudewo, menetapkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 % .
Alasan Pemerintah: Sudewo menyebut PBB belum naik selama 14 tahun dan kenaikan diperlukan untuk mendongkrak pendapatan daerah.
Reaksi Publik & Persiapan Aksi
Protes Warga: Masyarakat merasa terbebani dan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu mulai mengorganisir aksi, menggalang logistik seperti air mineral dan makanan di posko-posko.
Pernyataan Bupati: Sudewo sempat menyatakan, “5.000 silakan, 50 ribu massa silakan,” yang dianggap arogan dan menyulut emosi warga.
Hari Demo: 13 Agustus 2025
Dini Hari: Ribuan warga mulai berkumpul di Alun-Alun Pati. Donasi logistik menggunung, dapur umum dibuka.
Pagi: Polisi menggelar apel. Massa mulai orasi dengan tuntutan utama: Sudewo mundur dari jabatan.
Siang: Kericuhan terjadi. Bupati Sudewo muncul dengan kendaraan taktis, namun dilempari botol, sandal, dan gelas plastik oleh massa.
Bentrok: Aparat menembakkan gas air mata. Beberapa kendaraan polisi dibakar. Massa membakar ban dan mengepung kantor bupati.
Tuntutan Warga
Setelah pembatalan kenaikan PBB oleh Bupati, tuntutan warga bergeser:
Sudewo mundur dari jabatan
Menolak sistem lima hari sekolah
Menolak renovasi Alun-Alun senilai Rp2 miliar
Menolak pembongkaran Masjid Alun-Alun yang bersejarah
Menyoal proyek videotron senilai Rp1,39 miliar.(*)
Sumber : Tribunnews