Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pelajaran Sekolah

Kunci Jawaban Halaman 149-150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok

Berikut Kunci Jawaban Halaman 149 150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok

Tribunpekanbaru.com
Kunci Jawaban Halaman 149-150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Riset kelompok dalam IPS bukan sekadar kerja bareng, tapi latihan berpikir kritis dan menyusun data secara sistematis.

Di halaman 149–150, siswa diajak mengerjakan aktivitas yang menuntut analisis mendalam tentang isu sosial di sekitar mereka.

Untuk mempermudah proses itu, kami hadirkan Kunci Jawaban Halaman 149 150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok yang bisa jadi panduan belajar.

Jawaban yang tersedia tidak hanya membantu kamu memahami isi soal, tapi juga memberi gambaran cara menyusun laporan riset dengan baik.

Kunci Jawaban Halaman 149 150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok disusun agar kamu bisa belajar secara mandiri tanpa harus bingung mulai dari mana.

Ini bukan contekan mentah, tapi rangkuman pemahaman yang mendukung proses berpikir kamu.

Aktivitas ini menantang, tapi dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa menyelesaikannya dengan percaya diri.

Kunci Jawaban Halaman 149 150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok cocok dijadikan acuan baik oleh siswa, guru, maupun pendamping belajar di rumah.

Harapannya, melalui Kunci Jawaban Halaman 149 150 IPS Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Lembar Aktivitas 1B Riset Kelompok, kamu bisa memahami materi dengan lebih dalam, bukan sekadar menyelesaikan tugas.

Lembar Aktivitas 1B
Riset Kelompok
Gotong Royong

Memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap 2, pemerintah telah mendorong banyak industri strategis yang menjadi simbol bagi kemajuan negara Indonesia. 

Salah satu proyek unggulan tersebut adalah pengembangan pesawat terbang nasional yang dikelola oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). 

Sejak didirikan pada tahun 1976, IPTN telah melakukan berbagai upaya pengembangan hingga akhirnya berhasil merancang pesawat nasional bernama N250 yang terbang perdana pada 10 Agustus 1995 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Setelah sukses menerbangkan pesawat N250, IPTN kemudian mengembangkan pesawat jet dengan kapasitas yang jauh lebih besar bernama pesawat N2130. (Pesawat IPTN N2130 tersebut diprediksi akan menandingi pesawat Boeing 737 dan Airbus A320). Sayangnya, baik proyek pesawat N250 maupun N2130 kemudian harus terhenti seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang meruntuhkan pemerintahan Orde Baru. Proyek tersebut kemudian tidak pernah sempat dilanjutkan hingga pada tanggal 21 Agustus 2020 pesawat N250 resmi dimuseumkan.

Carilah informasi lebih jauh mengenai hal ini dengan menjawab pertanyaan panduan berikut:

  • Bagaimana profil pesawat N250 dan N2130 yang berhasil dibuat oleh IPTN?

Jawaban:

Pesawat N250 adalah pesawat turboprop rancangan IPTN yang merupakan pencapaian besar dalam industri dirgantara Indonesia. Pesawat ini memiliki kapasitas angkut antara 50 hingga 70 penumpang dan dilengkapi dengan teknologi fly-by-wire, menjadikannya pesawat komersial pertama di dunia yang menggunakan sistem ini.

N250 melakukan penerbangan perdananya pada 10 Agustus 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Sementara itu, pesawat N2130 adalah pesawat jet yang juga dikembangkan oleh IPTN setelah kesuksesan N250. N2130 dirancang untuk bersaing dengan pesawat komersial internasio- nal seperti Boeing 737 dan Airbus A320, dengan kapasitas angkut yang jauh lebih besar. Namun, proyek ini terhenti akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an.

  • Bagaimana kelanjutan perjalanan dari perusahaan IPTN setelah krisis moneter tahun 1998?

Jawaban:

Setelah krisis moneter tahun 1998, IPTN mengalami masa sulit yang mengakibatkan berhentinya berbagai proyek strategis, termasuk pengembangan pesawat N250 dan N2130. Krisis tersebut memaksa pemerintah untuk mengurangi pendanaan bagi industri strategis, sehingga IPTN harus melakukan restrukturisasi besar-besaran.

Pada tahun 2000, IPTN berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan fokus pada produksi pesawat-pesawat kecil serta komponen pesawat untuk pasar global. Meski demikian, semangat inovasi dan pengembangan teknologi tetap dijaga, dan PTDI terus berusaha untuk bangkit dan kembali menjadi pemain utama di industri dirgantara dunia.

  • Hanya ada beberapa negara saja yang mampu membuat pesawat secara mandiri di mana Indonesia adalah salah satu di antaranya. Menurutmu, mengapa Indonesia bisa melakukan hal tersebut?

Jawaban:

Indonesia memiliki potensi besar dalam industri dirgantara karena didukung oleh sumber daya manusia yang terampil, keberanian dalam inovasi, serta visi jangka panjang dari pemerintah dan pelaku industri.

Selain itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan teknik dirgantara sejak era 1970-an telah menghasilkan insinyur-insinyur berkualitas yang mampu merancang dan membangun pesawat sendiri. Faktor-faktor ini, ditambah dengan dukungan pemerintah, memungkinkan Indonesia untuk menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu mengembangkan pesawat terbang secara mandiri.

  • Ke depan, apakah menurutmu Indonesia bisa melanjutkan proyek pengembangan pesawat yang sudah berhenti tersebut?

Jawaban:

Meskipun proyek pengembangan pesawat seperti N250 dan N2130 sempat terhenti, potensi Indonesia dalam industri dirgantara masih sangat besar. Dengan meningkatnya kebutuhan akan transportasi udara dan dukungan pemerintah yang semakin kuat terhadap inovasi teknologi, ada peluang besar bagi Indonesia untuk melanjutkan kembali proyek-proyek pengembangan pesawat.

Keberhasilan ini tentu memerlukan investasi besar, baik dalam hal keuangan maupun sumber daya manusia, serta kolaborasi internasional. Jika semua elemen ini terpenuhi, Indonesia berpeluang besar untuk kembali bersaing di panggung industri dirgantara dunia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved