Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Arti Kata

Arti Kata Slut Shaming, Slut Shaming Artinya, Apa Itu, Penyebab, Dampak, Contoh, Hukum, Bahasa Gaul

Penjelasan arti kata slut shaming, slut shaming artinya, apa itu slut shaming, penyebab, dampak, contoh, cara mengatasi, hukum dan dalam Bahasa Gaul

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Foto Ilustrasi AI
ARTI KATA : Foto olahan kecerdasan buatan atau AI (Meta AI) oleh Nolpitos Hendri 08/11/2025. Arti Kata Slut Shaming, Slut Shaming Artinya, Apa Itu, Penyebab, Dampak, Contoh, Hukum, Bahasa Gaul. Penjelasan tentang arti kata slut shaming atau slut shaming artinya dan apa itu slut shaming serta penyebab slut shaming dan dampak slut shaming hingga contoh slut shaming dan cara mengatasi slut shaming termasuk slut shaming dalam hukum Indonesia dan arti slut shaming dalam Bahasa Gaul . 

- Kritik terhadap cara berpakaian yang dianggap terlalu provokatif.

- Menyalahkan korban kekerasan seksual atas kejadian yang menimpanya.

- Mengolok-olok atau menghakimi pilihan atau praktik seksual seseorang.

Tindakan ini merupakan bentuk kekerasan verbal yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental korban, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi sosial.

B. Penyebab Slut Shaming

Slut-shaming, atau tindakan mempermalukan seseorang karena dianggap melanggar norma sosial terkait seksualitas dan penampilan, memiliki berbagai penyebab yang saling terkait.

Berikut beberapa penyebab slut shaming atau faktor utama yang melatarbelakangi terjadinya slut-shaming:

- Penegakan Norma Sosial dan Pembatasan Seksualitas Perempuan: Slut-shaming berfungsi sebagai mekanisme untuk mengatur perilaku dan menegakkan norma sosial, yang pada akhirnya membatasi seksualitas dan ekspresi diri perempuan. Hal ini didasari oleh pemikiran keliru bahwa perilaku perempuan menjadi penyebab terjadinya kekerasan seksual.

- Standar Ganda Seksual: Masyarakat seringkali menerapkan standar ganda, di mana perempuan lebih dikritik dan dihukum karena perilaku seksual mereka dibandingkan laki-laki. Hal ini menciptakan ketidakadilan dan memungkinkan terjadinya slut-shaming.

- Rasa Malu Seksual: Anggapan bahwa perempuan yang menikmati seks atau memiliki beberapa pasangan seksual dianggap berdosa dan tidak bermoral memicu rasa malu seksual. Slut-shaming kemudian digunakan untuk menghukum dan mempermalukan perempuan yang tidak mengikuti norma budaya yang berlaku.

- Keinginan untuk Merendahkan: Pelaku slut-shaming mungkin ingin membuat perempuan lain merasa lebih rendah dari mereka. Dengan merendahkan orang lain, pelaku merasa memiliki derajat yang lebih tinggi.

- Pengaruh Media: Media, termasuk film, sinetron, dan platform digital, seringkali menampilkan contoh slut-shaming yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat. Media sosial juga menjadi wadah subur untuk melakukan slut-shaming melalui komentar-komentar yang menghina dan melecehkan.

- Iri Hati dan Ketidakpuasan Diri: Perasaan iri hati dan tidak puas dengan kehidupan sendiri dapat mendorong seseorang untuk melakukan slut-shaming. Pelaku mungkin merasa lebih baik dengan menjatuhkan orang lain.

- Dendam Pribadi: Dendam pribadi juga dapat menjadi alasan seseorang melakukan slut-shaming. Pelaku menggunakan tindakan ini sebagai cara untuk melampiaskan amarah dan menyakiti korban.

- Mitos Historis dan Misogynoir: Pada perempuan kulit hitam, slut-shaming dipengaruhi oleh mitos historis dan misogynoir (diskriminasi terhadap perempuan kulit hitam yang melibatkan rasisme dan seksisme). Mitos tentang hiperseksualitas perempuan kulit hitam digunakan untuk menindas dan membenarkan kekerasan seksual terhadap mereka.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved