Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Peran Mengejutkan Kopda FH, Oknum TNI yang Terlibat Pembunuhan Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta

Kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ilham Pradipta kembali menemukan fakta baru.

Editor: Muhammad Ridho
kolase Instagram @hampradipta
PEMBUNUHAN KACAB BANK: Sosok Mohamad Ilham Pradipta, kepala cabang bank BUMN yang tewas setelah diculik pada Kamis (21/8/2025). Postingan terakhir Ilham Pradipta diserbut netizen. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ilham Pradipta kembali menemukan fakta baru.

Hingga saat ini diketahui, sudah ada 15 tersangka yang dikaitkan di dalam kasus pembunuhan dan penculikan Kacab Bank BUMN tersebut.

Kopda FH, oknum TNI yang baru-baru ini dijadikan tersangka akhirnya ikut ditahan dan diproses Pomdam Jaya.

Sejak awal kasus ini diselidiki, memang santer terdengar ada Oknum TNI yang terlibat penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menyampaikan, Kopda FH diduga menerima sejumlah uang atas keterlibatan dalam proses penculikan ini.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya karena yang bersangkutan menerima sejumlah uang,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah saat dikonfirmasi Sabtu (13/9/2025), seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, Senin (15/9/2025).

Freddy belum membeberkan berapa jumlah uang yang diterima Kopda FH.

Namun, ia memastikan, prajurit aktif ini langsung diproses secara pidana.

“Proses hukum terhadap yang bersangkutan langsung dilakukan melalui mekanisme pidana,” katanya.

Jika proses penyidikan selesai, berkas perkara atas nama Kopda FH akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses lebih lanjut.

“Setelah penyidikan selesai dan dinyatakan lengkap, perkara akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,” imbuh Freddy.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, FH diduga berperan sebagai perantara dan merekrut orang-orang untuk menjemput paksa korban.

“Peran yang bersangkutan sebagai perantara untuk mencari orang guna menjemput paksa,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto saat dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).

Sejauh ini, Pomdam Jaya belum menjelaskan cara FH melakukan perekrutan dan siapa saja yang bercengkrama dengannya sebelum korban diculik.

Alasan oknum TNI

Prajurit berpangkat Kopral Dua (Kopda) berinisial FH terlibat dalam kasus pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, bernama Mohamad Ilham Pradipta (37). 

Pihak TNI saat ini tengah mendalami keterlibatan prajurit tersebut.

Menurut keterangan TNI, Kopda FH diduga menerima uang dalam kaitan dengan kasus pembunuhan tersebut.

Sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 12 September 2025 lalu, Kopda FH sudah ditahan oleh Polisi Militer Komando Daerah Jayakarta (Pomdam Jaya).

 15 tersangka lainnya

Sejauh ini polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus pembunuhan dan penculikan kepala cabang bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta.

Mereka terbagi dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban.

Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.

Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH.   Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi.

Termasuk peran-peran mereka.

Polisi juga sejauh ini belum menjelaskan motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.

Oknum F disebut 'tangan kanan'

Pada Rabu (20/8/2025), hari eksekusi penculikan Ilham, Eras bersama kawan-kawan kembali bertemu dengan FH di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB.

Saat pertemuan, FH menjelaskan rencana jemput paksa terhadap Ilham.

Jika rencana itu berhasil, Eras diminta menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai “tangan kanan bos”.

“Dan nanti korban akan diantar kembali ke rumahnya oleh tangan kanan bos tersebut, dan oknum F menjelaskan ada tim lain yang sedang mengikuti korban,” ucap Agal.

Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, F disebut menerima informasi dari tim pengintai terkait keberadaan Ilham di supermarket wilayah Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Oleh karena itu, FH memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi.

Kelompok pelaku dalam klaster penculikan tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.

Sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya.

Saat Ilham hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menariknya lalu memaksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban.

 Salah satu pelaku penculikan Kepala Bank BUMN di Jakarta, berinisial EW (28) ditangkap aparat kepolisian Polres Manggarai Barat, di Labuan Bajo pada Kamis (21/8/2025). Penculikan Kacab Bank BUMN ini tengah ramai jadi sorotan di media sosial. (Dokumen Polres Manggarai Barat via Kompas.com)
Kesepakatan berubah

Setelah menculik Ilham, para pelaku keluar dari area parkir supermarket.

“Awalnya korban akan diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum F mengarahkan ke daerah Tanjung Priok,” jelas dia.

Namun, Eras disebut tidak menyetujui penyerahan korban di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ia pun bertolak ke Kemayoran, Jakarta Pusat.

“Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran, dan korban diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB. Bahwa sekitar pukul 19.00 WIB, korban dibawa oleh tangan kanan bos,” ucap Agal.

Eras dan kawan-kawan serta FH bergerak menuju sebuah sport center di Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih.

Setiba di sana, F menyerahkan uang senilai Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan. Usai menerima jatah, Eras dan teman-temannya kembali ke tempat tinggal.

Dalam kesempatan ini, Agal membantah Eras hendak melarikan diri ke kampung halamannya saat ditangkap polisi pada Kamis (22/8/2025). Eras disebut meninggalkan Jakarta karena hendak mengikuti acara adat.

“Eras mengetahui korban meninggal usai Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat menunjukkan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal,” ungkap dia.

“Pada saat itu juga Eras meminta ke anggota polisi untuk menelepon oknum F, dan Eras sangat syok mendengar korban meninggal. Berulang kali Eras menelepon, namun tidak tersambung,” tambah dia.

Adapun kronologi yang disampaikan Agal bukan alur cerita resmi dari kepolisian. Polda Metro Jaya sebagai penyidik masih menelusuri perkara ini meski sebanyak 15 orang telah ditangkap.

Profil dan Kronologi Lengkap Korban

Ilham Pradipta adalah lulusan Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) angkatan 2006. Ia bergabung dengan bank BUMN pada tahun 2012 dan meniti karier hingga dipercaya sebagai Kepala Cabang Pembantu (KCP) Cempaka Putih di Jakarta Pusat.

 Semasa kuliah, Ilham juga dikenal sebagai penyiar radio dengan nama siar “Dipta.”

Pada Rabu, 20 Agustus 2025, Ilham terlihat berada di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo setelah menghadiri rapat.

Rekaman CCTV menunjukkan ia berjalan menuju mobilnya sebelum disergap oleh empat orang dari mobil putih. Meski sempat melawan, Ilham kalah jumlah dan dipaksa masuk ke kendaraan pelaku.

Keesokan harinya, Kamis, 21 Agustus 2025, jasad Ilham ditemukan di semak-semak Desa Naga Sari, Kabupaten Bekasi, dalam kondisi mengenaskan: tangan dan kaki terikat, mata dilakban.

Hasil autopsi menyatakan ia meninggal akibat hantaman benda tumpul di leher dan dada, yang menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen.

( Tribunpekanbaru.com / Tribujatim )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved