Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kecelakaan di Probolinggo

Tangis Hisyam Al Azzam, Bocah 10 Tahun yang Semua Anggota Keluarga Tewas dalam Sekejap

Kepolisian masih mendalami kecelakaan maut yang terjadi di Jalur Bromo membawa rombongan Naker RSBS Jember

Editor: Muhammad Ridho
KOMPAS.com/Humas Pemprov Jatim
YATIM PIATU - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memeluk Muhammad Hisyam Al Azzam, anak korban tewas dalam kecelakaan bus jalur Bromo di rumahnya di Desa Serut Kecamatan Panti, Jember (15/9/2025). Hisyam menjadi yatim piatu setelah kehilangan ayah, ibu dan adiknya dalam sekejap. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebanyak delapan orang meninggal dunia dalam kecelakaan maut bus PO INDS'88 Trans di ruas Jalan Raya Sukapura, Desa Botoh, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur Minggu (14/9/2025).

Sementara 44 lainnya mengalami luka-luka.

Kepolisian masih mendalami kecelakaan maut yang terjadi di Jalur Bromo tersebut.

Pasalnya bus menabrak pembatas jalan.

Padahal jalur Probolinggo menuju Bromo adalah yang paling populer dan mudah diakses, terutama bagi wisatawan yang ingin pengalaman nyaman tanpa terlalu banyak tanjakan ekstrem.

Kecelakaan tunggal yang dialami bus pariwisata tersebut ditumpangi rombongan tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember. 

Semua penumpang bus tersebut berasal dari nakes Rumah Sakit Bina Sehat Jember.

Insiden ini membawa duka bagi keluarga korban, termasuk Muhammad Hisyam Al Azzam.

Bocah 10 tahun tersebut kehilangan ayah, ibu dan adiknya dalam sekejap.

Ia masih tak percaya keluarganya meninggal semua.

Tatapan bocah 10 tahun itu kosong ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memeluk tubuh mungilnya.

Orangtua Hisyam, Hendra Pratama dan Wardatus Soleha, bersama adiknya, Aiza Fahrani Agustin, meninggal dunia dalam kecelakaan bus di jalur Bromo pada Minggu (14/9/2025). 

Dunia bocah kelas 4 SD itu pun seketika runtuh.

Tangis Hisyam di Desa Serut

Kesedihan itu makin terasa ketika Hisyam melihat jenazah ayah, ibu, dan adiknya diturunkan dari ambulans di Desa Serut, Kecamatan Panti, Jember.

Jenazah mereka kembali dishalatkan sebelum dimakamkan.

Tangisnya pecah, seolah ia masih tak percaya bahwa orang-orang terkasihnya telah tiada.

Lusiana Agustin, kakak kandung Hendra, mengungkapkan keponakannya itu sebenarnya sempat diajak ikut ke Bromo. 

Namun, Hisyam memilih untuk tidak berangkat.

“Ini diajak tapi dianya yang enggak mau,” kata Lusiana sambil menatap Hisyam, dikutip dari Kompas.com.

Tinggal Bersama Kakek-Nenek

Kini, Hisyam akan tinggal bersama kakek dan nenek dari pihak ibunya di Desa Serut.

Keputusan itu diambil berdasarkan permintaan Hisyam sendiri.

“Maunya ikut sama pihak Mbak Wardah karena sekolahnya ngajinya juga di situ,” ujar Lusiana, Senin (15/9/2025).

Sejak kecil, Hisyam memang tinggal bersama orangtuanya di desa tersebut.

Kehilangan yang ia alami membuat keluarganya berusaha menjaga agar masa depannya tetap terjamin.

Janji Pendidikan Ditanggung RSBS

Lusiana berharap janji pihak Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS), tempat Hendra bekerja, benar-benar ditepati.

Direktur RSBS, dr Faida, sebelumnya menyatakan biaya pendidikan Hisyam akan ditanggung hingga perguruan tinggi.

Sebagai ahli waris, Hisyam telah menerima sejumlah santunan. Antara lain:

Rp 100 juta dari Jasa Raharja,

Rp 72,6 juta pesangon ayahnya dari RSBS,

Rp 10 juta dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur,

Rp 142,8 juta dari klaim BPJS Ketenagakerjaan atas nama Hendra.

Dukungan finansial itu diharapkan bisa membantu meringankan beban hidup bocah 10 tahun tersebut.

Fakta Bus Pariwisata yang Celakai Rombongan Nakes

Diberitakan sebelumnya, penyelidikan awal oleh Polda Jatim mengungkap bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di jalur Gunung Bromo, Probolinggo, memiliki surat layak jalan.

Kecelakaan itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) pukul 11.30 WIB.

Bus yang mengangkut rombongan tenaga kesehatan (nakes) dari Rumah Sakit Bina Sehat, Jember, melintasi Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, sepulang dari wisata merayakan kelulusan.

Menurut Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Iwan Saktiadi, hasil pemeriksaan sementara oleh tim Traffic Accident Analysis (TAA) Ditlantas Polda Jatim bersama Mabes Polri dan KNKT, menunjukkan bus tersebut dinyatakan layak jalan.

“Berdasarkan atas dikeluarkannya surat laik jalan, kondisi bus tersebut secara teknis dinyatakan layak jalan,” ujar Iwan, Selasa (16/9/2025).

Ia menambahkan, seluruh administrasi kendaraan dan pengemudi juga lengkap.

“Artinya KIR dalam kondisi lengkap, kemudian administrasi lainnya, baik itu kendaraan maupun pengemudinya juga lengkap, STNK, pengemudi sendiri juga SIM-nya juga sesuai dengan klasifikasi, di mana membawa kendaraan yang mengambil penumpang atau bus umum,” jelasnya.

Dugaan Rem Blong, 8 Orang Tewas

Bus pariwisata bernomor polisi P 7221 UG tersebut terdaftar atas nama PT Indra Jaya Bersama dan masih memiliki izin angkutan hingga 3 Oktober 2025.

Informasi surat laik jalannya bahkan tercatat di laman resmi mitradarat.dephub.go.id.

Meski begitu, penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan.

Dugaan sementara, bus mengalami gagal fungsi rem saat melintasi jalan menurun dan menikung di Desa Boto, Lumbang.

Bus IND’S 88 Trans itu menabrak pembatas jalan di jalur kanan dan terseret sekitar 60 meter sebelum berhenti.

Dalam perjalanannya, bus juga menabrak sepeda motor N 2856 OE yang dikendarai Abdul Malik.

Beruntung, pengendara motor selamat tanpa mengalami luka serius.

Dari total 52 penumpang, delapan orang meninggal dunia dan 44 orang lainnya mengalami luka-luka.

Sopir bus, Al Bahri, juga dilaporkan terluka. Hingga kini, belum ada penetapan tersangka dalam kasus tersebut.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjatim )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved