Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Nasib Driver Brio yang Dikejar Karyawan SPBU Gegara Kabur Usai Isi Bensin Rp 200 Ribu

Susanto menyebut, pihak SPBU sudah melaporkan kejadian itu ke Polsek Ciputar untuk ditindaklanjuti.

Editor: Muhammad Ridho
Instagram @TangselMomen
TAK BAYAR BBM - Tangkapan layar video pengemudi mobil Honda Brio merah yang kabur usai mengisi BBM di salah satu SPBU di Jalan Pahlawan, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan. Karyawan sampai lari mengejar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Begini nasib pengemudi mobil Brio yang kabur usai isi bensin Rp200 ribu di Ciputat, Tangerang Selatan.

Pengemudi Brio itu sempat dikejar petugas SPBU hingga videonya viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @tangselmomen.

Disebutkan bahwa peristiwa ini terjadi di SPBU Jalan Pahlawan, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.

Awalnya, tampak mobil Brio berwarna merah sedang mengisi bensin di SPBU.

Akan tetapi setelah proses pengisian selesai, pengemudi langsung tancap gas melakukan pembayaran.

Seorang karyawan wanita SPBU tampak berlari berusaha mengejar mobil tersebut.

Sementara seorang pengendara motor juga tampak berusaha membantu menghentikannya.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Barat, Susanto August Satria, mengonfirmasi kejadian tersebut.

Susanto mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (20/10/2025) pukul 15.33 WIB.

“Itu (terjadi) Senin, 20 Oktober 2025 pukul 15.33 WIB telah terjadi dugaan tindakan konsumen yang belum melakukan pembayaran setelah pengisian BBM jenis Pertalite,” ujar Susanto dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Menurut keterangan pihak SPBU, pengendara tersebut mengisi BBM senilai Rp 200.000 dan sempat berencana membayar melalui transfer bank.

Akan tetapi, setelah ditunggu konfirmasi pembayaran, mobil itu justru meninggalkan lokasi tanpa menyelsaikan transaksi.

Susanto menyebut, pihak SPBU sudah melaporkan kejadian itu ke Polsek Ciputar untuk ditindaklanjuti.

“Pihak SPBU telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk memberikan keterangan kronologi kejadian serta mendukung proses penelusuran lebih lanjut sesuai prosedur yang berlaku,” katanya.

Pertamina memastika sedang berkoordinasi dengan polisi agar penanganan dilakukan secara transparan dan sesuai aturan.

“Pertamina mengimbau seluruh konsumen untuk selalu melakukan transaksi pembayaran BBM dengan tertib dan memastikan proses transaksi selesai sebelum meninggalkan area SPBU,” ujar Susanto.

Sebelumnya seorang petugas SPBU dibacok dan ditembak pelaku yang hendak membeli BBM Pertalite.

Namun karena barcode di aplikasi MyPertamina yang tidak bisa dipindai, pelaku pun langsung membacok dan menembak petugas SPBU secara membabi buta.

Aksi penganiayaan yang terjadi kini terus didalami polisi.

Baca juga: Tampang Lisa Mariana Tiba di Bareskrim Jadi Sorotan, Diperiksa Sebagai Tersangka, Ditahan?

Menurut rekan kerja korban, Ahmad Abdul Aziz mengatakan, kejadian bermula saat ia didatangi pelaku yang hendak membeli BBM Pertalite pada pukul 01.00 pada Senin (20/10/2025).

Pelaku menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih.

Akan tetapi, saat hendak melakukan transaksi, barcode di aplikasi MyPertamina di ponsel pelaku tak bisa dipindai akibat terlalu kecil.

"Barcodenya itu kecil jadi tidak bisa di-scan.

Saya bilang ke orangnya kalau tidak bisa, orangnya lalu marah-marah," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (22/10/2025).

Melihat Ahmad kesulitan memindai barcode itu, korban yakni Hairuddin (29), warga Desa Banjar Talelah, Kecamatan Camplong, sekaligus petugas SPBU tersebut membantu Ahmad.

"Ya akhirnya bisa, tapi karena orangnya keburu marah-marah jadi transaksi tidak dilanjutkan," ucapnya, melansir Kompas.com.

Pelaku yang saat itu masih di dalam mobil lalu keluar dan menunjukkan keris ke Ahmad dan Hairuddin.

"Lalu teman saya itu tanya ke saya, itu (pelaku) mabuk ya?" terang Ahmad.

"Orangnya (pelaku) dengar, lalu bilang enggak mabuk dan berkata kasar," imbuhnya.

Pelaku yang naik pitam lalu menghubungi temannya.

Tak sampai lima menit, dua teman pelaku datang membawa celurit.

Tiga orang tersebut lalu mulai menganiaya Hairuddin.

Saat itu, Hairuddin hanya menangkis celurit pelaku menggunakan sarung.

Namun, tiga pelaku yang membabi buta terus mengejar Hairuddin dan menganiaya sampai terluka.

"Lalu korban terluka di bagian kepalanya masih sempat menangkis celurit pelaku."

"Lalu salah satu teman pelaku mengeluarkan senjata api dan menembak kaki korban namun meleset. Dua kali itu ditembakkan," ungkap Ahmad.

Ia lalu menghubungi petugas dan pemilik SPBU.

Korban dan pelaku berhasil dilerai.

Korban mengalami luka parah di kepala dan tubuhnya, sedangkan pelaku melarikan diri.

"Sekarang korban masih dirawat di ICU di RSUD Moh Zyn. Kondisinya membaik, namun masih dirawat intensif," jelasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji mengatakan, petugas masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut, termasuk kepemilikan senjata api pelaku.

"Masih kami dalami. Sudah ada lebih dari dua orang saksi yang kami periksa," singkatnya.

Sebelumnya, Hairuddin mengalami luka parah saat berjaga di SPBU Camplong usai dikeroyok tiga orang.

Aksi pengeroyokan tersebut bahkan terekam kamera pengawas di SPBU.

Dalam rekaman terlihat, pelaku sebanyak tiga orang dan membawa senjata tajam serta senjata api.

Tiga pelaku mengeroyok korban hingga mengelurkan banyak darah.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjatim )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved