Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Yunarto Sindir Relawan yang Memuji Whoosh sebagai Karya Terbaik Jokowi: Tak Objektif

Sehingga, justru ketika kekurangan atau kesalahan diakui, maka akan dijadikan evaluasi agar tidak terulang.

KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
Presiden ke-7 Jokowi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menyoroti pernyataan relawan pendukung mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh sebagai mahakarya terbaik era Jokowi.

Ketua Umum ProJo, Budi Arie Setiadi, menilai Whoosh bukan sekadar simbol kemajuan teknologi transportasi, melainkan juga proyek yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

Ia bahkan mendorong agar pengembangan proyek tersebut terus dilanjutkan, meski di baliknya terdapat beban utang jumbo yang mencapai Rp116 triliun.

“Itu karya terbaik. Harusnya ditambahin kereta cepatnya ke Surabaya Banyuwangi.

Bagus buat rakyat program itu,” tutur Budi Arie saat berbincang dengan awak media di kediaman Jokowi di di Jalan Kutai Utara I, Sumber, Banjarsari, Solo pada Jumat (24/10/2025), dilansir TribunSolo.com.

Anggapan Budi Arie Setiadi soal Whoosh menjadi karya terbaik juga diamini dan didukung oleh relawan Jokowi, David Pajung.

David menilai, Whoosh layak disebut karya terbaik karena merupakan proyek prestisius, dan hanya Indonesia sebagai negara Asia Tenggara yang memiliki proyek kereta cepat seperti ini.

Baca juga: Bukti Kejagung Gempur Klaim Sandra Dewi: Pisah Harta, Aset Mewah, dan Drama Endorsement

Baca juga: Update Kasus Meninggalnya Pratama Mahasiswa Unila, 8 Orang Jadi Tersangka, Terkuak Penyebab Kematian

“Terbaik karena ini merupakan proyek prestisius ya," kata David saat menjadi narasumber dalam program Kompas Petang, Jumat (24/10/2025).

"Untuk ukuran negara-negara di Asia Tenggara, hanya Indonesia yang punya. Di Asia hanya tiga, China, Jepang, dan Indonesia," tambahnya.

Penilaian para relawan pendukung Jokowi soal Whoosh menjadi karya terbaik mendapat kritikan tajam dari Yunarto Wijaya.

Menurut Toto, sapaan akrab Yunarto Wijaya, statement Whoosh sebagai karya terbaik mencerminkan sudah sejak lama, relawan selalu menoleransi atau membiarkan kesalahan Jokowi.

Toto menilai, meski Jokowi mengeluarkan program atau kebijakan yang buruk, para relawan akan tetap setia mendukungnya.

Ia pun menyoroti konsep pembentukan organisasi relawan pendukung yang sudah mengindikasikan adanya tanda-tanda mengkultuskan sosok Jokowi.

Kultus sendiri artinya pemujaan berlebihan.

Sehingga, kata Toto, relawan Jokowi cenderung memuja Jokowi dari sosoknya saja, bukan menilainya secara objektif mengenai pencapaian atau prestasi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved