PSI Bela Jokowi yang Disebut Masih Cawe-Cawe Politik:Ada Nenek-nenek Puluhan Tahun Jadi Ketua Partai
Menurutnya, dengan realitas seperti itu, pendapat politik Jokowi bukanlah sesuatu yang patut dipertentangkan.
Ringkasan Berita:
- Penilaian cawe-cawe terhadap Jokowi yang beredar belakangan ini hanyalah bentuk ketidaksukaan atau ketakutan dari partai lain terhadap kemampuan Jokowi.
- Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, menyampaikan keyakinan bahwa Prabowo akan mampu memimpin pemerintahan secara mandiri tanpa intervensi politik.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali, akhirnya angkat suara dan membela Jokowi.
Ia menanggapi isu yang menyebut Joko Widodo (Jokowi) masih ikut campur urusan politik meski tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI.
Ahmad Ali menilai, komentar atau aktivitas politik dari seorang mantan presiden merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan.
Ia mencontohkan bahwa di sejumlah partai politik lain, tokoh-tokoh senior yang juga pernah memimpin negeri bahkan memegang posisi strategis seperti ketua umum.
Menurutnya, dengan realitas seperti itu, pendapat politik Jokowi bukanlah sesuatu yang patut dipertentangkan.
Hanya saja, Ahmad Ali tidak mengungkap siapa tokoh yang dimaksud.
"Terus ketika dia, bicara politik, 'ya sudah waktunya beristirahat', Oh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi Ketua Partai, sudah disuruh berhenti," ucap Ahmad Ali seusai memberikan arahan dalam Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Kota Batam, Sabtu (23/11/2025) malam.
Tak hanya itu, Ahmad Ali juga menyinggung adanya tokoh senior politik lainnya yang kini masih aktif sebagai petinggi partai padahal yang bersangkutan juga mantan Presiden.
Atas hal itu, Ahmad Ali berpandangan, penilaian cawe-cawe terhadap Jokowi yang beredar belakangan ini hanyalah bentuk ketidaksukaan atau ketakutan dari partai lain terhadap kemampuan Jokowi.
Baca juga: Judi Online Jadi Tradisi Hiburan Ringan yang Merusak Hubungan Sosial
Baca juga: Kecanduan Judi Online, 2 Warga di Pekanbaru Jual Rumah dan Mobil Lalu Menghilang
"Ada Bapak Presiden yang sekarang sudah 20 tahun juga tidak sudah disuruh berhenti. Apa sih takutnya Pak Jokowi ini? Bagi kami melihat Pak Jokowi, melihatnya itu hanya senyum-senyum saja," ucap dia.
Padahal kata Ahmad Ali, Jokowi bukanlah sosok yang lahir dari keluarga ningrat yang memliki kekuatan atau privilege.
Oleh karenanya, PSI kata dia, menjadikan eks Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai patron atau suri tauladan yang harus dicontoh.
"Pak Jokowi itu orang deso. Bukan keturunan. Bukan keturunan siapa-siapa. Nah itu lah kemudian diingatkan. Karena PSI itu menjadikan dia sebagai patron, kami ingin anak-anak Indonesia itu menjadikan dia, tidak perlu jadi anak ningrat kok. Tidak perlu lahir di piring emas. Anak-anak desa juga punya kesempatan, contohnya Jokowi," kata dia.
Hanya saja, Ahmad Ali menyayangkan soal sikap Jokowi yang cenderung pendiam dalam menyikapi tudingan-tudingan tersebut.
"Tapi Pak Jokowi kan, tapi sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki, tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ya sudah Pak Jokowi harus jadi negarawan, ya kan?" tandas Ahmad Ali.
Sindiran Poltisi PDI Perjuangan (PDIP)
Sebelumnya, politikus PDI Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, menyambut baik pertemuan antara Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dengan Presiden Prabowo Subianto.
"Pertemuan itu menunjukkan kerendahan hati dan keterbukaan Presiden Prabowo yang mau menerima siapa pun dengan segala persoalannya," kata Guntur kepada Tribunnews.com, Senin (6/10/2025).
Guntur menyampaikan keyakinan bahwa Prabowo akan mampu memimpin pemerintahan secara mandiri tanpa intervensi politik.
"Kami sepenuhnya yakin Presiden Prabowo mampu mengatasi persoalan bangsa ini dengan independensinya tanpa "cawe-cawe" dari pihak manapun," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk menghormati independensi Prabowo sebagai seorang presiden. "Karena rakyat Indonesia sudah memilih beliau. Maka kita hormati pilihan rakyat dan independensi beliau sebagai presiden," ucap Guntur.
Guntur menambahkan sebagai partai di luar pemerintahan, PDIP tetap membersamai Prabowo.
"PDIP tetap akan membersamai pemerintahan Presiden Prabowo dengan posisi di luar pemerintahan," imbuhnya.
Pertemuan kedua tokoh tersebut sebelumnya dibenarkan oleh ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah.
Pertemuan itu berlangsung di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2025).
Syarif mengatakan pertemuan Jokowi dan Prabowo dilaksanakan secara tertutup.
"Pertemuan berlangsung 4 mata. Hanya Pak Presiden Prabowo dan Pak Jokowi," kata Syarif, Sabtu (4/10/2025).
Perwira menengah Kepolisian tersebut mengatakan bahwa Jokowi bertemu Prabowo selama hampir dua jam, dari pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. "Pertemuan dimulai pukul 13.00. Hampir 2 jam," katanya.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)
| Soal dan Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 3 Halaman 157-159 Kurikulum Merdeka, Ayo, Berlatih |
|
|---|
| Pendidikan Pancasila Kelas 3 SD/MI Semester 2 Halaman 150 dan Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka PPKN |
|
|---|
| Soal dan Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 3 SD/MI Halaman 154 155 Kurikulum Merdeka PKN PPKN |
|
|---|
| Soal dan Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 3 SD/MI Halaman 149 PKN PPKN Kurikulum Merdeka |
|
|---|
| Soal Pendidikan Pancasila Kelas 3 Halaman 146-147 Kurikulum Merdeka Lengkap dengan Jawaban |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/PEDE-LOLOS-PARLEMEN.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.