Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Waduk PLTA Koto Panjang

Turbin Waduk PLTA di Kampar Berhenti Beroperasi, Amankah Pasokan Listrik untuk Masyarakat?

Turbin pembangkit pada Waduk PLTA Koto Panjang berhenti beroperasi. Pembangkitan listrik pun berhenti. Apa bakal sering mati lampu?

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Foto/AI
ELEVASI WADUK - Pengukur elevasi debit air Waduk PLTA Koto Panjang. Gambar dibuat dengan bantuan AI pada Minggu (2/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Turbin PLTA Koto Panjang dihentikan karena elevasi air waduk turun di bawah batas minimum.
  • Meski pembangkitan listrik dari PLTA terhenti, pasokan listrik Sumatera tetap aman berkat suplai dari pembangkit lain.
  • Turbin akan dioperasikan kembali jika elevasi air naik ke 73,50 mdpl dan sesuai kebutuhan sistem.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Turbin pembangkit pada Waduk PLTA Koto Panjang berhenti beroperasi. Pembangkitan listrik pun berhenti. 

Muncul tanda tanya, bagaimana pasokan listrik untuk masyarakat? Apakah akan mengakibatkan seringnya pemadaman listri nantinya?

Baca juga: Elevasi Waduk PLTA di Kampar Menyusut Dekati Batas Operasional Turbin, Bantu Doa Semoga Ada Hujan

Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Unit Induk Penyalur dan Pusat Pengatur Bebas Sumatera (UIP3BS), Andi Pratama menyatakan, pasokan listrik di Sumatera aman. 

"Secara sistem, pasokan untuk Pulau Sumatera aman," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (5/11/2025).

Ia memaparkan kemampuan daya dan beban pada pukul 12.00 WIB.

Daya mampu netto masih lebih besar dari beban puncak atau surplus. 

Ia menyebutkan, daya mampu netto sebesar 11.579 MegaWatt (MW).

Sementara beban puncak siang tertinggi hanya 6.910 MW dan malam 8.134 MW.

Menurut dia, suplai dari PLTA Koto Panjang memang nihil karena turbin setop beroperasi.

Kendati begitu, masih ada suplai dari pembangkit lain di seluruh Sumatera.

"Untuk pasokan dari Koto Panjang jika memang stop operasi pasti gak ada supplai. Tapi kita bisa dapat suplai dari pembangkit lain dari seluruh sumatera," ujarnya.

Level Air Waduk Lampaui Batas Terendah, Operasional Turbin Dihentikan

Seperti diketahui, Turbin pembangkit Waduk PLTA Koto Panjang mati sehingga operasional turbin dihentikan karena tinggi permukaan melampaui batas terendah. 

Manajer Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang, Dhani Irwansyah mengatakan, operasional turbin dimatikan pada Selasa (4/11/2025) malam.

"Jam 19.10 WIB tadi malam (turbin setop beroperasi)," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (5/11/2025) pagi.

Operasional turbin dimatikan seketika elevasi menyentuh batas terendah level bawah atau low water level (LWL) 73,50 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Elevasi masih terus menurun hingga Rabu pagi.

Ia menyebutkan, elevasi berada di angka 73,48 mdpl pada pukul 09.00 WIB atau turun dua centimeter sejak turbin mati.

Menurut dia, turbin akan dioperasikan kembali jika elevasi naik sampai menyentuh 73,50 mdpl.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk  Penyaluran dan Pusat Pengatur Bebas Sumatera (UIP3BS).

"Jika di atas 73,50 mdpl, kita akan infokan dan koordinasikan ke UIP3BS selaku pengatur beban," ujarnya. 

Koordinasi menyangkut permintaan operasi atau order start unit turbin.

Pengoperasian turbin untuk membangkitkan listrik tergantung kebutuhan daya pada sistem. 

PLTA Koto Panjang adalah pembangkit listrik tenaga air yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Riau, dan memanfaatkan aliran Sungai Kampar sebagai sumber energi.

PLTA ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 3 x 38 MW, total 114 megawatt.

Data Teknis PLTA Koto Panjang

Berikut data teknis PLTA Koto Panjang:

  • Nama: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang
  • Lokasi: Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
  • Sumber air: Sungai Kampar
  • Tahun pembangunan: Dimulai tahun 1992, selesai tahun 1997
  • Operator: PLN (Perusahaan Listrik Negara)
  • Kapasitas terpasang: 3 unit turbin × 38 MW = 114 MW total
  • Tinggi bendungan: Sekitar 96 meter
  • Luas genangan waduk: Sekitar 12.400 hektare
  • Kedalaman air: Berkisar antara 73–85 meter
  • Elevasi minimum operasional turbin: 73,50 meter di atas permukaan laut (mdpl)

(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved