Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Program Makan Bergizi Gratis

Sudah 335 Dapur MBG Terbangun di Riau, Dapur SPPG Kesulitan Cari Ahli Gizi

Pengoperasian dapur Makan Bergizi Gratis di Provinsi Riau terkendala minimnya tenaga ahli gizi, terutama di daerah terpencil seperti Meranti.

Penulis: Budi Rahmat | Editor: FebriHendra
tribunpekanbaru.com/budi rahmat
KEPALA KPPG untuk wilayah Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat, Dr. Syartiwidya, S.T.P., M.Si 
Ringkasan Berita:
  • Hingga awal November 2025, sebanyak 335 dapur SPPG telah dibangun di Provinsi Riau dari target 677 dapur untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Dari total dapur yang ada, sekitar 180 sudah beroperasi. Namun, pengoperasian dapur MBG terkendala minimnya tenaga ahli gizi, terutama di daerah terpencil seperti Meranti.
  • Untuk mengatasi kekurangan tenaga, KPPG terus melakukan promosi dan imbauan agar lebih banyak ahli gizi bersedia bergabung demi kelancaran pelaksanaan program MBG.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) wilayah Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat, Dr. Syartiwidya, S.T.P., M.Si, mengungkapkan bahwa hingga awal November 2025, sebanyak 335 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah dibangun di Provinsi Riau dalam rangka mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Jumlah tersebut baru mencapai sekitar 49 persen dari target 677 dapur SPPG yang direncanakan. Dari total yang ada, sekitar 180 dapur sudah mulai beroperasi.

“Sisanya masih terus melengkapi. Uang masuk, kepala SPPG, serta yang paling penting adalah ahli gizinya,” ujar Widya, Kamis (6/11/2025).

Widya mengakui bahwa salah satu tantangan utama dalam pengoperasian dapur MBG adalah minimnya tenaga ahli gizi. 

Banyak calon tenaga menolak penugasan karena lokasi yang jauh dan sulit dijangkau, seperti di wilayah Meranti.

Untuk mengatasi hal ini, KPPG terus melakukan promosi dan imbauan agar lebih banyak ahli gizi bersedia bergabung demi kelancaran program.

Sertifikat SLHS Jadi Syarat Wajib

Widya juga menekankan pentingnya dapur SPPG memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), yang wajib diajukan maksimal satu bulan setelah dapur mulai beroperasi. 

Dinas Kesehatan Provinsi Riau disebut telah memberikan dukungan dalam proses penerbitan sertifikat tersebut.

Namun, pengajuan SLHS harus memenuhi tiga komponen utama:

  • Pengujian air bersih secara rutin
  • Pelatihan penjamah makanan untuk seluruh relawan dan organik BGN (sekitar 50 orang per dapur)
  • Pengisian instrumen kesehatan lingkungan

“Jika komponen tersebut terpenuhi, maka baru dikeluarkan SLHS-nya. Kelengkapan inilah yang terus kita dorong agar dapur SPPG bisa segera mendapatkan sertifikat dari Dinkes,” jelas Widya.

Program MBG di Riau terus digencarkan sebagai bagian dari upaya nasional meningkatkan gizi anak dan menciptakan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045. (Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved