Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Karhutla di Pelalawan

133,5 Hektar Lahan Terbakar di Pelalawan Sepanjang 2025, Kecamatan Teluk Meranti Terluas

Dari data yang dimiliki BPBD Pelalawan, tercatat 133,5 hektar lahan hangus terbakar sepanjang 2025 periode Januari sampai September.

Penulis: johanes | Editor: Sesri
Foto/Dok BPBD Pelalawan
SISA KARHUTLA - Tim gabungan melakukan pendinginan titik asap yang masih tersisa di lokasi Karhutla Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan Riau pada Minggu (28/9/2025) lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan Riau memastikan tidak ada titik api atau firespot yang muncul selama satu pekan panas terik melanda hingga Senin (27/10/2025). 

Titik api penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) menjadi perhatian khusus mengingat musim kemarau masih mendominasi sepanjang Bulan Oktober, meskipun potensi hujan masih tetap tinggi.

Dikuatirkan api mendadak muncul akibat aktivitas membakar sampai maupun pengolahan lahan yang dilakukan oleh masyarakat, khusus di daerah yang rawan terbakar seperti Teluk Meranti, Kuala Kampar, Ukui, Langgam, dan Pangkalan Kerinci. 

"Sampai saat ini masih aman. Dari masih patroli udara yang kita terima, titik api nihil dan belum terpantau ada Karhutla," ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pelalawan, Zulfan M.Si kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (27/10/2025).

Ia mengungkapkan, titik panas atau hotspot di Pelalawan juga belum massif meski panas terik sangat terasa dalam sepekan terakhir.

Namun pihaknya tetap waspada apabila Karhutla muncul tiba-tiba seperti yang terjadi dua bulan yang lalu. 

Dari data yang dimiliki BPBD Pelalawan, tercatat 133,5 hektar lahan hangus terbakar sepanjang 2025 periode Januari sampai September.

Baca juga: Pemprov Riau Bersiap Cabut Status Darurat Karhutla, Sebagian Helikopter Water Bombing Mulai Ditarik

 

Sebagian besar lahan yang gosong merupakan lahan gambut yang kedalamannya beragam dan proses pemadamannya harus intensif. 

Kasus Karhutla mulai terjadi Bulan Februari setelah banjir besar melanda Pelalawan. Seluas 11,5 hektar habis dilahap api di Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Kuala Kampar.

Kemudian periode Mei dan Juni masing-masing 5 hektar yang tersebar di Kecamatan Pangkalan Kerinci. Angka tertinggi pada Juli lalu mencapai 70 hektar lahan gambut gosong di Kecamatan Pangkalan Kuras, Teluk Meranti, dan Kuala Kampar.

Kejadian Karhutla berlanjut di Bulan Agustus mencapai 35 hektar yang terbakar di Teluk Meranti, Pangkalan Kuras, Pelalawan, dan Langgam.

Terakhir ada tujuh hektar yang hangus pada September lalu di Kecamatan Pelalawan dan Pangkalan Kerinci. 

"Oktober ini masih nihil Karhutla, karena curah hujan sudah mulai tinggi. Jadi seimbang dengan titik panas yang muncul," tambah Zulfan.

Ia mengungkapkan, lahan yang terbakar paling luas di Teluk Meranti mencapai 89,5 hektar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved