Tepak Sirih Istana Siak Dicuri
Bukan Hanya Tepak Sirih Peninggalan Sultan, Ternyata Meriam juga Pernah Dicuri di Istana Siak
Tepak sirih yang tersimpan di istana peraduan Sultan nyaris saja dicuri oleh sepasang suami istri asal Bengkalis.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Upaya pencurian tepak sirih peninggalan sultan di Istana Siak Sri Indrapura menghebohkan Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Tepak sirih yang tersimpan di istana peraduan Sultan nyaris saja dibawa pulang oleh sepasang suami istri asal Bengkalis.
Untung saja tindakan tersebut berhasil dicegah penjaga Istana Siak.
Selain tepak sirih saja yang nyaris hilang dari Instana Siak.
Pernah juga ada kasus pencurian lain yang menggemparkan, yaitu pencurian meriam.
Diketahui meriam yang ditaruh di bagian dalam istana, merupakan meriam yang dibawa ke medan perang.
Hal ini disampaikan juru kunci Istana Siak Zainuddin belum lama ini.
Dikatakannya, meriam merupakan salah satu senjata andalan di masa kesultanan,
Kini, terdapat 8 pucuk meriam beragam kaliber di dalam istana dan 11 pucuk meriam di luar Istana Siak.
"Selama ini, meriam-meriam itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung," katanya.
Meriam tersebut membuktikan kerajaan Siak pernah memiliki perlengkapan perang yang mumpuni.
Dari 19 pucuk meriam tersisa di istana Siak, sepucuk di antaranya disebut meriam Buntung.
Meriam sepanjang 1,5 meter itu pernah dicuri pada 1960.
Herannya, si pencuri tidak membawa utuh meriam tersebut.
Meriam itu dipotong terlebih dahulu lalu diangkut yang bagian moncongnya.
Penjaga istana dan warga Siak panik atas kehilangan sepucuk meriam.
Penjaga istana dan warga mencoba mencari meriam itu.
Pada saat orang-orang ramai membicarakan kehilangan itu, terdengar kabar ada kapal karam di teluk Salak.
Kemudian ada yang diutus ke lokasi kapal karam itu.
Bagian meriam yang dicuri ditemukan kembali di lokasi kapal karam tersebut.
Hingga kini masih sulit mendapatkan cerita lengkapnya, siapa orang yang menemukan meriam itu lalu mengangkutnya kembali ke istana Siak masih misteri.
Dalam sejarahnya, kapal yang mengangkut meriam Buntung itu adalah kapal yang hendak menuju Singapura.
Tidak pula ada kejelasan, siapa sebenarmya yang mencuri meriam itu.
Saat ini, meriam Buntung itu dapat dilihat di bagian kanan.
Sebuah plakat melekat di badan meriam tersebut dengan tulisan "Meriam ini pernah dicuri pada tahun 1960 dan ditemukan pada sebuah kapal yang akan ke Singapura dan kapal yang membawanya tenggelam di Teluk Salak," lengkap dengan tulisan berbahasa Inggris.
Letaknya terpisah dari tujuh meriam lainnya. Meriam buntung ini memang tampak sedikit lebih besar dari meriam lainnya di sana.
Diberitakan sebelumnya sebuah tepak sirih peninggalan sultan nyaris dicuri
Disampaikan Koordinator Istana Siak, Effendi, peristiwa itu terjadi pada Rabu (17/9/2025).
Pasangan tersebut awalnya datang tanpa membeli tiket.
“Karena sebelumnya pada 5 September mereka pernah menyerahkan kepingan uang tongkat koleksi pribadinya kepada istana, kami percaya dan memperbolehkan masuk,” kata Effendi, Senin (22/9/2025).
Setelah berkeliling di istana utama, pasangan itu menuju ke rumah peraduan, bangunan di samping istana induk yang dulunya menjadi kediaman pribadi Sultan.
Di dalam kamar Sultan, tersimpan tepak sirih yang diletakkan di dekat ranjang Sultan.
Ketika hendak keluar, seorang opas istana mencurigai gerak-gerik keduanya.
Pemeriksaan dilakukan dan ditemukan tepak sirih tersebut di dalam bawaan mereka.
“Setelah dicek, benar benda itu sudah tidak berada di tempatnya,” ujar Effendi.
Pasangan suami istri itu berdalih tidak bermaksud mencuri.
Mereka menyebut hanya ingin meminjam dan membawanya ke Bengkalis.
Namun, pihak istana menilai alasan itu tidak masuk akal.
Benda bersejarah tersebut kemudian dikembalikan ke tempat semula.
Sementara pasangan tersebut langsung diserahkan ke Polres Siak untuk diproses lebih lanjut.
“Saat ini kasusnya sudah ditangani polisi,” kata Effendi.
Pihak pengelola istana mengatakan belum jelas apa motif dari upaya pencurian itu.
Kejadian itu menjadi peringatan penting agar pengawasan terhadap benda peninggalan Sultan diperketat.
Koleksi yang tersimpan di istana, menurut Effendi, bukan hanya menarik wisatawan, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah dan identitas masyarakat Siak.
Namun, ia tidak bisa menyebut apakah tepak sirih yang nyaris dicuri itu asli atau tiruan.
"Tidak bisa kita klaim atau replika," tambah Effendi.
Meski demikian, jumlah benda-benda arkeologis di Siak mencapai ribuan dan jumlah terbanyak dikumpulkan di istana Siak.
Benda-benda bersejarah ini merupakan bukti konkret kejayaan Siak tempo dulu, termasuk tepak sirih yang nyaris hilang tersebut.
Baca juga: Tepak Sirih Sultan yang Nyaris Dicuri Asli atau Replika? Ini Kata Koordinator Istana Siak
Baca juga: Kawasan Istana Siak Ramai Namun yang Masuk Sedikit
Mengenal Tepak Sirih
Sebagaimana diketahui, tepak sirih merupakan sebuah wadah atau kotak tradisional yang digunakan untuk menyimpan dan menyajikan perlengkapan makan sirih.
Makan sirih merupakan tradisi mengunyah campuran bahan-bahan seperti daun sirih, pinang, kapur sirih, gambir, dan kadang-kadang tembakau.
Tradisi ini umum di berbagai wilayah di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Pasifik.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang tepak sirih:
1. Fungsi Utama: Menyimpan dan menyajikan bahan-bahan untuk makan sirih.
2. Isi tepak sirih
- Isi Tepak Sirih: Biasanya berisi beberapa kompartemen atau wadah kecil untuk menyimpan:
- Daun Sirih: Daun yang menjadi bahan utama untuk dibungkus.
- Pinang: Biji buah pinang yang diiris tipis.
- Kapur Sirih: Kapur yang digunakan untuk meningkatkan efek stimulan.
- Gambir: Ekstrak dari tanaman gambir yang memberikan rasa pahit dan warna merah.
- (Opsional) Tembakau: Kadang-kadang ditambahkan untuk memberikan efek nikotin.
- Alat-alat Pendukung: Seperti pisau kecil untuk mengiris pinang, alat untuk mengambil kapur, dan wadah untuk meludah (tempat membuang air liur setelah mengunyah sirih).
3. Bahan pembuatan tepak sirih
Bahan Pembuatan: Tepak sirih dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti:
- Logam: Perak, kuningan, tembaga, atau emas (untuk tepak sirih yang mewah).
- Kayu: Kayu ukir dengan berbagai motif.
- Anyaman: Anyaman pandan atau bambu.
- Keramik: Porselen atau keramik dengan hiasan yang indah.
- Desain dan Ukuran: Desain dan ukuran tepak sirih bervariasi tergantung pada budaya dan status sosial pemiliknya. Ada yang sederhana dan fungsional, ada pula yang sangat mewah dan dihiasi dengan ornamen yang rumit.
- Nilai Budaya: Tepak sirih bukan hanya sekadar wadah, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolik yang penting.
Dalam beberapa budaya, tepak sirih digunakan dalam upacara adat, pernikahan, dan penyambutan tamu.
Pemberian sirih seringkali dianggap sebagai tanda penghormatan dan persahabatan.
Kepemilikan tepak sirih yang mewah seringkali menunjukkan status sosial yang tinggi.
(Tribunpekanbaru.com)
| Curi Tepak Sirih di Kamar Sultan Istana Siak, Pelaku Pernah Bikin Ritual Minta Ubah Daun Jadi Emas |
|
|---|
| Kronologi Pasutri Curi Tepak Sirih di Istana Siak, Ngaku Dapat Bisikan Gaib |
|
|---|
| Tepak Sirih Sultan yang Nyaris Dicuri Asli atau Replika? Ini Kata Koordinator Istana Siak |
|
|---|
| Tepak Sirih Peninggalan Sultan di Istana Siak Dicuri Pasutri asal Bengkalis |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.