Hayat Pamit Bekerja ke Kebun
Muhammad Hayat, warga Pangkalan Kerinci ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon
Penulis: johanes |
Informasi diperoleh Tribun, Hayat ditemukan pertama kali oleh Fatmi di kebun sawit belakang kediaman keluarganya, yang berjarak sekitar 200 meter. Warga SP 6 desa Makmur Kecamatan Pangkalan Kerinci itu ditemukan terbujur kaku di ranting pohon Taro sekitar pukul 09.45 Wib, dengan leher terikat seutas tali yang berjarak lima meter di atas tanah. Korban meninggal tidak menggunakan pakaian sama sekali dan hanya memakai sehelai sarung yang biasa dipakai untuk tidur.
Fatmi mengaku, awalnya ia tidak merasa curiga dikala suaminya pamit pergi bekerja ke kebun mereka pada pukul 06.00 Wib. Meskipun hanya menggunakan sarung, pria yang berprofesi sebagai petani sekaligus penampung buah sawit warga alias toke, mengaku ke kebun belakang rumahnya.
Namun, ditunggu hingga tiga jam berikutnya, lelaki berusia 40 tahun itu tak kunjung pulang ke rumahnya. Fatmi mulai resah suami tercintanya belum kembali dari kebun dan berusa tetap menunggu kedatangannya. Berselang 45 menit berikutnya, ayah empat anak itu juga belum menampakkan batang hidungnya.
"Kami berusaha menanyakan tetangga dan orang lain, siapa yang melihat suami saya dan pergi kemana. Karena biasanya ia tidak akan pergi jauh, jika hanya berpakaian seperti itu," terang Fatmi kepada anggota Polsek Pangkalan Kerinci yang datang ke lokasi kejadian.
Khawatir terjadi hal buruk pada suaminya, perempuan 40 tahun itu berusaha mencari ke arah kebun belakang rumahnya. Setelah berjalan hampir 200 meter, ia melihat ada sesuatu menggantung di pohon mirip manusia. Ibu rumah tangga yang ditemani tetangganya itu semakin penasaran dan memperjelas temuannya dengan mendekati benda itu.
Setelah tampak jelas, mereka langsung histeris karena sosok mayat yang tergantung itu adalah Hayat yang sejak pagi dicari keberadaannya. Dalam sekejap, puluhan warga berkumpul dan menyaksikan kejadian naas itu. Perangkat setempat pun menghubungi kepolisian dan melaporkan peristiwa mengegerkan desa Makmur itu.
"Setelah kita lakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), dugaan kuat korban meninggal karena gantung diri. Hasil visum juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, hanya tanda biru di sekeliling leher bekas tali," ungkap Kanit Reskrim Polsek Pangkalan Kerinci, Ipda Syahrul.
Berdasarkan pemeriksaan sementara polisi, korban mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya diduga karena terbelit utang yang banyak. Disamping tersangkut pinjaman uang kepada orang lain, dua unit mobil jenis Pajero dan Innova miliknya baru saja ditarik oleh perusahaan leasing.
Kedua kendaraan mewah itu diambil perusahaan penyedia layanan kredit, lantaran korban tak mampu membayar angsurannya. Tanda-tanda korban memiliki banyak fikiran seperti orang stres sudah tampak sejak dua bulan lalu oleh pihak keluarganya.
Toke sawit itu sering menyendiri dan beberapa kali mengatakan ingin mengakhiri hidupnya, sebab tidak tahan menanggung beban hidup. Pengakuan itu langsung disampaikan kepada keluarga dan istrinya, yaang diceritakan kembali kepada petugas.