Walau Cacat, Pria ini Seorang Diri Bangun Jalan Melalui Bukit Untuk Keluarga dan Penduduk Setempat
Dia kemudian mengajukan petisi dan meminta bantuan pejabat Panchayat untuk membuat jalan ke rumahnya, tapi semua orang menolak.
Penulis: | Editor:
TRIBUNPEKANBARU.COM - Melethuveettil Sasi dari Kerala, India, menderita cacat setelah jatuh dari pohon kelapa saat berusia 15 tahun.
Kejatuhannya membuatnya patah tulang dan tubuh setengah lumpuh.

Dia hanya bisa tinggal di tempat tidur selama bertahun-tahun, dan kondisinya telah membuat keluarganya hampir tidak memiliki apa-apa.
"Saya pandai memanjat pohon, tapi hari itu, entah bagaimana saya tergelincir. Satu sisi tubuhku lumpuh. Kaki dan tanganku patah. Saya menghabiskan berhari-hari dan berbulan-bulan di tempat tidur, bahkan tidak bisa bergerak," kenang Sasi.
"Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk bisa berdiri. Tapi aku ingin berjalan entah bagaimana. Jadi saya perlahan belajar sendiri untuk jalan kaki," tambahnya.

Karena kecacatannya, anak-anaknya tidak dapat menyelesaikan studinya dan mulai bekerja di usia dini.
Untuk memberi kepada keluarganya, dia menjual tiket lotre dengan harapan bisa membeli skuter untuk bisa mendukungnya.
Dia kemudian mengajukan petisi dan meminta bantuan pejabat Panchayat untuk membuat jalan ke rumahnya, tapi semua orang menolak.

Menyadari bahwa tidak ada yang mau mendukung tujuannya, dia mengambil kapak dan sekop untuk mengukir jalannya sendiri.
Dia bekerja dari jam 5 pagi sampai 8:30 malam.
"Saya tidak pernah memikirkan kapan saya akan menyelesaikan pekerjaannya. Aku hanya bertekad untuk memiliki jalan. Setiap hari, saya akan memulai pekerjaan saya jam 5 pagi, lalu berhenti sekitar jam 8.30 pagi saat hari mulai panas, dan melanjutkan pekerjaan sekitar pukul 15.30 atau 16.00 sore dan bekerja sampai matahari terbenam," katanya.

Butuh tiga tahun bagi Sasi untuk akhirnya menyelesaikan jalan.
Berkat kerja kerasnya, keluarganya dan orang-orang lain di sekitarnya kini bisa mengakses kota dengan mudah melalui jalan 200 meter yang dibangunnya.

Dengan kondisinya, memang mengesankan bagi seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
"Beberapa dari mereka mengejek saya saat melihat saya bekerja, tapi kemudian mereka semua mengerti," ungkapnya.