Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Saya Berdoa, Cepatlah Pemadam Datang, Pengakuan Pemilik Ruku Chinatown Siak

Warga penghuni Ruko di pasar lama atau Chinatown Siak berhamburan ke luar rumah kala api mulai merembet

Penulis: Mayonal Putra | Editor:
TribunPekanbaru/Mayonal
Warga kota Siak panik melihat China Town Siak terbakar hebat, Sabtu (17/2/2018) dini hari. 

Laporan wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra

TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Warga penghuni Ruko di pasar lama atau Chinatown Siak berhamburan ke luar rumah kala api mulai merembet di lantai atas toko Prima, Sabtu (17/2/2018) sekitar pukul 02.30 WIB.

Mereka berpacu menyelamatkan diri dari kobaran api yang begitu cepat merambat ke seluruh ruko di blok arah ke Klenteng Hock Siu Kiong.

Dari 73 unit Ruko yang dilalap si jago merah, hanya 2 Ruko yang tidak berpenghuni. Selebihnya dihuni oleh para orang tua, kerabat yang pulang kampung karena perayaan tahun baru Imlek, dan cucu cicit mereka.

Tidak ada barang yang dapat diselamatkan, kecuali sepasang pakaian yang melekat di badan. Kejadian itu membuat mereka sangat panik. Mereka hanya pasrah menyaksikan api melahap ruko yang mereka bangun lebih setengah abad silam.

"Ludes semua Ruko kami, Bang. Tidak ada bersisa lagi. Rata dengan tanah, rata semua," kata Huisian, pemilik Ruko Cemerlang, yang sudah tinggal puing dan bara yang dingin.

Saat malam kejadian, Huisian tidak menginap di Rukonya. Karena ia sedang mengembangkan usahanya di Sapta Taruna, sekitar 1 Km dari kawasan Chinatown tersebut.

Namun ia terperanjat kala dibangunkan keluarganya pukul 02.30 WIB. Ia langsung meluncur ke Rukonya tersebut dengan mengendarai sepeda motor. Sebab, pada Rukonya tersebut, kedua orangtuanya tidur di lantai II. Kemudian ada pula keluarganya yang pulang kampung karena perayaan tahun baru Imlek 2569.

"Bapak saya baru keluar rumah sakit seminggu lalu. Ibu saya juga sudah tua. Saya panik sepanjang jalan," kata dia.

Kala sampai di Rukonya, api sudah sangat besar dan mulai mendekati bagian atas Ruko miliknya. Ia langsung menaikan orangtuanya ke sepeda motor, lalu mengungsikan ke Sapta Taruna.

"Saya membantu mereka yang sudah berada di bawah. Menetes air mata saya melihat kedua orangtua saya sudah tua, lalu saya membantu mengevakuasi mereka," kata dia.

Setelah berhasil mengantarkan orangtuanya ke Sapta Taruna, Husian kembali lagi ke Rukonya. Dia berharap tim Pemadam kebakaran datang lebih cepat menyiram bagian Ruko yang belum sempat dijilati api.

"Saya berdoa-doa, cepatlah pemadam datang, cepatlah datang. Beberapa saat, saya melihat api kian mendekat, pemadam belum juga datang," kata dia.

Kala api mulai menjilati Rukonya, Huisian terduduk, ia berlutut. Air matanya tak terbendungkan.

"Saya pergi meninggalkan ruko itu kala api membakarnya. Rumah itu telah menjadi kenangan keluarga besar kami sejak tahun 50 an silam. Saya tidak tahan lagi, sampai habis rumah itu dimakan api, pemadam tak kunjung datang," urai Huisian sambil terisak kepada Tribun.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved