Pelalawan
Tak Hanya Enggan Makan Sarden Pedagang di Pelalawan Buang Sendiri Ikan Kaleng yang Bercacing
Pemilik toko kelontong, Irma (38), mengaku telah membuang ikan kaleng yang masuk dalam kategori berbahaya.
Penulis: johanes | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunpelalawan.com, Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALAN KERINCI- Heboh ikan sarden yang terbukti mengandung cacing menjadi perbincangan utama di masyarakat Kabupaten Pelalawan.
Apalagi sejak BPOM merilis 27 jenis sarden dilarang beredar karena terkontaminasi cacing beberapa hari yang lalu.
Informasi ikan kaleng bercacing itu juga sudah tersebar di Kabupaten Pelalawan, khususnya di Pangkalan Kerinci.
Warga takut mengkonsumsi ikan sarden setelah diekspos di media maupun melalui pesan berarti di grup-grup media sosial.
Baca: Begini Khawatirnya Warga Pasca Rilis BPOM Ikan Kaleng yang Tidak Layak Konsumsi
Apalagi cacing terlihat jelas dikeluarkan dari dalam kaleng ikan.
"Sejak itu kami ngak mau makan sarden. Lihat kalengnya aja dari luar sekarang jijik," ungkap warga Jalan Seminai, Uni Ema (47), kepada tribunpelalawan.com, Kamis (29/3/2018).
Ibu empat anak ini menyatakan sebelum berita sarden bermasalah itu beredar luas, ia sering menyajikan ikan sarden sebagai menu santapan keluarganya.
Dalam satu pekan, paling tidak dua kali memasak ikan sarden yang merknya berbeda.
Ia mengakui belum pernah menemukan cacing seperti yang diberitakan, selama mengkonsumsi sarden.
Demikian halnya dengan pemilik warung makan, Ilus (52), di Jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci. Ketika kabar miring mengenai ikan sarden santer diberitakan, ia tidak lagi membeli dan memasak ikan sarden sebagai lauk untuk dijual.
Sebelumnya perempuan berkerudung ini selalu menyajikan ikan kaleng, khususnya produk luar, untuk dijual kepada pembeli.
"Soalnya banyak yang berminat, karena katanya enak. Makanya kemarin saya masak terus," tuturnya.
Namun sekarang dia tidak mau memasukan sarden dalam menu lauk yang dijajakan.