Terjadi Monopoli dan Oligopoli dalam Pemasaran Hasil Ternak Unggas Petani di Riau
NTP di Riau selama Maret 2018 mengalami penurunan NTP sebesar 102,87 atau turun sebesar 1,42 persen dibanding NTP Februari 2018 sebesar 104,35.
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Hendri Gusmulyadi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Nilai Tukar Petani (NTP) di Riau selama Maret 2018 mengalami penurunan sebesar 102,87 atau turun sebesar 1,42 persen dibanding NTP Februari 2018 sebesar 104,35.
Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Senin (2/4/2018) dari semua sub sektor NTP di Riau rata-rata mengalami penurunan, begitu juga dengan Peternakan (NTPT) Pada Maret 2018.
NTPT Riau mengalami penurunan indeks sebesar 0,65 persen, yaitu dari 98,87 pada Februari 2018 menjadi 98,23 pada Maret 2018.
Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,32 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen.
Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok unggas sebesar 1,06 persen, khususnya ayam ras pedaging, ayam buras dan telur ayam ras.
Baca: 3 Tahun Hilang di Dasar Laut Saat Menyelam, Kamera Ditemukan Kembali Kondisi Utuh, Fotonya Viral
Naiknya indeks harga yang dibayar petani, disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah, tangga sebesar 0,39 persen khususnya cabai merah, bawang merah, bawang putih dan lain-lain.
Naiknya indeks Penambahan Barang Moda (BPPBM) sebesar 0,22 persen khususnya bibit sapi potong, bensin, jagung pipilan dan gas LPG.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Riau, Irwan Mulawarman pernah mengatakan, NTPT Riau turun karena hasil panen ternak unggas petani Riau yang dijual pedagang dimanfaatkan untuk pasar monopoli dan oligopoli ke Provinsi lain.
Sehingga pedagang malah mendapatkan untung dua kali lipat.
"Daging ayam potong (di Riau, red) banyak, tapi apa yang terjadi pas waktu mereka panen, ternyata harga daging ayam bras dan telur ayam bras yang dijual ke luar itu lebih mahal dari pada di Riau," jelas Irwan pada media, termasuk Tribunpekanbaru.com.
Baca: Dibunuh, Dikuliti hingga Dagingnya Dimakan, Ini Kronologi Pembantaian 4 Beruang Madu di Inhil
Rata-rata kata Irwan, hasil panen dari ternak unggas di Riau bergerak ke sumut.
Yang paling mengejutkan lagi, hasil ternak unggas yang berasal dari Riau dijual dengan keuntungan di tingkat pedagang sampai dua kali lipat.
