Sewa Ambulans dari Dharmasaraya ke Padang Rp 6 Juta, BEI Hibahkan 1 Unit ke Para Dara Jingga

BEI menyerahkan bantuan CSR nya berupa satu unit ambulance kepada Yayasan Para Dara Jingga, Selasa (17/4/2018).

Editor: Ariestia
Istimewa
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyerahkan bantuan Corporate Sosial Responsibility (CSR) nya berupa satu unit ambulance kepada Yayasan Para Dara Jingga, Selasa (17/4/2018). 

Laporan: Riki Suardi

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyerahkan bantuan Corporate Sosial Responsibility (CSR) nya berupa satu unit ambulance kepada Yayasan Para Dara Jingga, Selasa (17/4/2018).

Bantuan yang diserahkan oleh Direktur Keuangan dan SDM BEI, Chaeruddin Berlian itu, diterima langsung oleh Ketua Yayasan Para Dara Jingga, Elviana di Restaourant Sasso Padang, dan dihadiri oleh Kepala OJK Sumbar, Darwisman.

Usai menerima bantuan satu unit mobil ambulance tersebut, Elviana mengatakan bahwa ambulance ini nantinya akan dioperasikan di wilayah perbatasan Sumbar-Riau.

Yaitu Dharmasraya, Muaro Bungo dan Tebo, karena tiga kabupaten di perbatasan Sumbar-Jambi itu merupakan daerah lintas Sumatera yang selama ini mungkin tidak tersentuh sama ambulan.

"Dharmasraya, Muaro Bungo dan Tebo ini, tingkat kecelakan sangat tinggi sekali. Mudah-mudahan bantuan ambulance ini bisa membantu korban kecelakaan di Jalan Lintas Sumatera tersebut," kata Elviana kepada tribunpadang.com, Selasa siang.

Baca: Wow, Hotel Mewah Ibunya Dilimpahkan ke Nagita Slavina, Isinya Bikin Melongo

Anggota DPR RI dari Dapil Jambi itu menyebut selama ini, korban kecelakaan di Jalan Lintas Sumatera, diangkut menggunakan jasa ambulan dari rumah sakit yang ada di perbatasan Sumbar-Jambi.

Uang sewa ambulancenya pun mahal.

"Bahkan dari Dharmasraya ke Padang, mencapai Rp6 juta untuk sekali angkut," ujarnya.

Di perbatasan Sumbar-Jambi itu, sebutnya, hampir setiap hari mobil ambulancenya wara-wiri, baik karena kecelakaan ataupun merujuk pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

"Saya menyaksikan sendiri ketika ada kecelakaan di jalan lintas Sumatera, gak ada mobil yang mau mengangkutnya, karena mereka takut berurusan dengan kepolisian. Saya pun ketika itu ingin menaikkan korban kecelakaan tersebut ke mobil saya, tapi semua orang melarang," katanya.

Baca: Jembatan Babat Ambruk, Dua Truk Terjun ke Sungai

"Jangan Buk, nanti Ibu berurusan dengan pihak kepolisian, karena ibuk nanti bisa dibilang sebagai saksi, bahkan ibuk bisa dituduh menabrak. Jadi, korban kecelakaan itu akhirnya meninggal. Jadi, itulah dasarnya kenapa saya minta BEI membantu ambulance, karena ambulance ini punya legalitas mengevakuasi korban kecelakaan ke rumah sakit," imbuh Elviana.

Masyarakat yang menggunakan jasa ambulance ini, kata Elviana melanjutkan, hanya mengeluarkan biaya sopir dan bahan bakar, dan itu anggarannya tidak sampai Rp1 juta jika ambulance ini dimanfaatkan untuk merujuk pasien rumah sakit, ataupun korban kecelakaan dari Dharmasraya ke Padang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved