Banjir di Sumbar

Kisah Izul yang Kakaknya Belum Ditemukan dalam Bencana Lahar Dingin Bukik Batabuah Agam Sumbar

Salah seorang korban longsor dan lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam atas nama Halimah Tusyadiah dinyatakan belum ditemukan

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Alex
Lokasi rumah keluarga Izul yang sudah hancur karena longsor lahar dingin di Bukik Batabuah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Senin (3/5/2024) sore. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Salah seorang korban longsor dan lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam atas nama Halimah Tusyadiah dinyatakan belum ditemukan hingga Senin (13/5/2024) malam.

Dua anaknya berusia 4 dan 8 tahun ditemukan hanyut dan meninggal dunia pada Minggu (12/5/2024) dini hari. Sedangkan suaminya, Andi ditemukan selamat namun butuh perawatan dan dilarikan ke rumah sakit Achmad Mochtar Bukittinggi. 

Pengakuan dari adik kandung Halimah Tusyadiah, ia baru saja meninggalkan Nagari Bukik Batabuah pada Sabtu (11/5/2024) sore. Karena pada hari Kamis (9/5/2024) sebelumnya, ibunya meninggal dunia.

Baca juga: Martias Ungkap DETIK-DETIK Banjir Bandang di Sumbar: Air Sangat Deras Disertai Batu Sebesar Mobil

Baru sekitar satu atau dua jam saja Izul sampai di rumahnya di Padang, sekitar pukul 23.00 Sabtu malam, Izul mendapat telepon kalau kampung halaman yang baru saja ia kunjungi sedang dilanda banjir besar, Nagari Bukit Batabuah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Tanpa berpikir panjang, Izul langsung bertolak dari Padang, namun di waktu yang sama pada Sabtu malam tersebut ternyata juga terjadi longsor di kawasan Lembah Anai arah ke Padang Panjang. Akhirnya ia terpaksa harus memutar arah kembali ke Padang, dan mengambil jalur ke Solok untuk bisa sampai ke kabupaten Agam, yang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama. 

Dalam perjalanan, melalui grup WhatsApp kampungnya, Izul mengetahui kalau beberapa keluarganya di kampung ada yang meninggal dunia karena longsor dan lahar dingin yang terjadi di Bukit Batabuah tersebut. 

"Awalnya dikabarkan hilang kakak saya, kemudian juga beberapa keponakan saya yang hanyut terseret banjir tersebut. Sekitar pukul 03.00 dini hari saat saya masih dalam perjalanan, saya mendapatkan kabar dua ponakan saya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan kakak saya masih belum ditemukan, bahkan sampai saat ini," kata Izul kepada Tribun Senin (13/5/2024) sore, saat dia berada di depan rumah kakaknya yang sudah hancur karena banjir bandang tersebut.

Izul baru sampai sekitar pukul 06.00 pagi pada hari Minggu. Ia mendapati rumah yang baru ia tinggalkan pada Sabtu sore tersebut sudah hancur dan beberapa keluarganya meninggal dunia, dan kakaknya masih belum ditemukan.

"Sampai di sini semuanya sudah hancur, tapi, Alhamdulillah kakak saya yang sebelumnya dikabarkan hanyut ada yang selamat," ulasnya.

Hingga Senin sore, pencarian dinyatakan dihentikan sementara, dan akan dilanjutkan pada Selasa pagi.

Sementara itu, suami dari kakak Izul yang hilang ditemukan, selamat namun harus dilarikan ke IGD dan sampai saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit Achmad Mochtar Bukittinggi.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved