Pemko Pekanbaru Menangkan Perusahaan yang Bermasalah, Pengamat Nilai Ada yang Janggal
Pengamat menilai ada yang janggal dari proses lelang pengangkutan sampah zona 1 Kota Pekanbaru. Sebab perusahan yang menang bermasalah
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Pengamat Kebijakan Publik Universitas Riau, Saiman Pakpahan menilai ada yang janggal dari proses lelang pengangkutan sampah zona 1 Kota Pekanbaru.
Saiman menyebut, Pemko Pekanbaru yang memenangkan perusahaan bermasalah dalam mengangkut sampah di DKI Jakarta terkesan hanya mengejar proyek saja.
"Pemko jangan hanya mengedepankan proyek saja," kata Saiman, Kamis (19/4/2018).
Baca: Ketika Jokowi Ditanya Soal Nasib Mobil Esemka, Begini Jawaban Presiden, Mengejutkan
Tidak hanya itu, Saiman juga menilai Pemko Pekanbaru tidak serius dalam melakukan lelang pengangutan sampah.
"Pemko terlalu lama dan terkesan mengulur-ngulur waktu dalam melakukan proses lelang. Karena sampai tiga kali mengulang lelangnya baru didapatkan pemenangnya. Sementara di lapangan sampah menumpuk dimana-mana," ujarnya.
Pemko tidak boleh main-main dalam pengelolaan sampah di Pekanbaru. Sebab persoalan sampah sangat erat kaitanya dengan kehidupan masyarakat luas.
Baca: Disinggung Balihonya Kalahkan Promosi Asian Games 2018, Cak Imin: Bukan Nyindir Itu, Tapi Memuji
"Persoalan sampah berhubungan dengan manusia. Masyarakat bisa terkena langsung dampaknya jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengen serius," imbuhnya.
Dalam melakukan proses lelang, lanjut Saiman, seharusnya ULP tidak hanya sekedar mengecek kelengkapan administrasinya saja. Namun pihal ULP harus mengecek rekam jejak dari perusahaan.
"Pemko harusnya merecord jejak perusahaanya. Kalau perusahaanya tidak terecord, berarti Pemko sudah mengabaikan sisi ini," katanya.
Baca: Keliling Area IIMS, Presiden Jokowi Kenakan Jaket Denim Custom Bergambar Peta Indonesia
Harusnya, kata Saiman, perusahaan yang bermasalah itu, harus menjadi perhatian untuk menjadi bahan pertimbangan untuk dimenangkan.
"Agar apa yang terjadi di Jakarta tidak terjadi di Pekanbaru. Karena kondisi sampah di Pekanbaru ini sudah darurat. Dalam kondisi seperti ini, kenapa perusahaan yang bermasalah juga yang dimenangkan. Kalau perusahaan ini bekerja dan nanti bermasalah lagi, siap nggak Pemko dihujat-hujat lagi, didemo lagi. Mau nggak, hal-hal yang seperti ini kan harus dipikirkan juga. Jadi jangan hanya mengedepankan proyek saja," bebernya. (*)