20 Tahun PKS, Fahri Hamzah: Dengan kelemahan, Orang Memprediksi Pemilu 2019 PKS Bisa Tinggal Nama
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menuliskan kritik terbukanya di momen milad 20 tahun Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
TRIBUNPEKANBARU.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menuliskan kritik terbukanya di momen milad 20 tahun Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ia tuliskan pada Jumat (20/4/2018).
Begini puluhan cuitan Fahri Hamzah yang menuliskan sejarah PKS hingga memberikan kritik.
"Ijin sedikit aja sharing mengutip sejarah pendahuluan dari @idwiki sejarah @PKSejahtera yang diperingati hari ini. Sebetulnya PKS itu berasal dari PK sementara PK hadir terlebih dahulu. Saya ingin menyampaikan sejarah dan perspektif . #20TahunPKS
KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan tuntutan reformasi melawan Soeharto, dipimpin oleh Fahri Hamzah.
Sejurus setelah mundurnya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh KAMMI telah mempertimbangkan berdirinya sebuah partai Islam. Partai tersebut kemudian diberi nama Partai Keadilan (disingkat PK).
Kendati tokoh elit KAMMI memiliki kontribusi dalam pembentukan PK, KAMMI dan PK secara tegas menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan formal.
Partai Keadilan dideklarasikan di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, pada 20 Juli 1998, dan mengangkat Nurmahmudi Isma'il sebagai presiden pertamanya.
Baca: Mahfud MD: Dibanding Prabowo, Gatot Bisa Lawan Jokowi
Baca: 9 Tips Dapatkan Foto Hantu dengan Kamera Ponsel Ala Ghost Hunter, Siapa Tahu Beruntung
Baca: Berubah Drastis, Warganet Heboh Lihat Foto Jadul Via Vallen
Baca: DJ Avicii Meninggal dengan Penyebab Misterius, Foto-foto Kenangan Ini Bikin Penggemarnya Nangis Pilu
Di pemilihan umum legislatif Indonesia 1999, PK mendapat 1,436,565 suara, sekitar 1,36% dari total perolehan suara nasional dan mendapat tujuh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. #20TahunPKS.
Meskipun demikian, PK gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar dua persen, sehingga memaksa partai ini melakukan stembus accord dengan delapan partai politik berbasis Islam lainnya pada Mei 1999.
Nurmahmudi kemudian, ditawarkan jabatan Menteri Kehutanan di Kabinet bentukan presiden #GusDur pada Oktober 1999. Ia menyetujui tawaran tersebut dan menyerahkan jabatan presiden partai kepada Hidayat Nur Wahid, seorang doktor lulusan Universitas Islam Madinah, sejak 21 Mei 2000.