Pengamat Sebut Media Adalah Oksigen bagi Teroris, Ini Alasannya

Media massa nyatanya tidak hanya menjadi sumber informasi bagi masyarakat pada umumnya, tetapi juga bisa menjadi oksigen

Editor: Muhammad Ridho
(Dok Polri)
Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam. (Dok Polri) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Media massa nyatanya tidak hanya menjadi sumber informasi bagi masyarakat pada umumnya, tetapi juga bisa menjadi oksigen bagi para teroris untuk menyebarkan rasa takut imbas dari aksinya.

Demikian disampaikan Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Solahudin dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk "Cegah dan Perangi Aksi Teroris " yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

“Memang teroris ini oksigennya media untuk menyebarkan rasa takut secara meluas. Kalo aksi teror terjadi di kutub utara dan kutub selatan, pasti tidak akan menimbulkan rasa takut. Teroris membutuhkan media untuk menyebarkan rasa takut,” kata dia.

 
Lebih lanjut Solahudin juga menilai bahwa para teroris zaman sekarang sudah paham akan news value (nilai berita). Hal tersebut bisa dilihat pada aksi terorisme bom bunuh diri teranyar di Surabaya, Jawa Timur.

“Apa teroris tahu news value? Tahu, itu sebabnya modus terbaru pakai anak-anak dan perempuan. Ada beberapa alasannya, salah satunya karena mereka tahu kalau laki-laki sudah biasa, tetapi kemudian kalau pelakuknya ibu dan anak-anak, itu baru luar biasa, baru akan dapat coverage yang luas. Itu sebabnya juga media asing meliput kasus tersebut. Buat mereka ini punya news value yang tinggi,” jelasnya.

Menurut Solahudin, aksi terorisme melibatkan perempuan dan anak-anak ini dilakukan karena tiga alasan.

“Alasan pertama sekuriti, kalau dilakukan perempuan dan anak-anak lebih sulit diidentifikasi.  Kedua untuk mendapatkan coverage dari media sehingga menyebarkan rasa takur. Ketiga, ini yang penting, sebagai pesan untuk disebarkan ke jaringan mereka sendiri, yaitu provokasi bahwa perempuan dan anak-anak aja berani, masak lo kagak berani?” terangnya.

Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Donny Budi Utoyo dan Ketua Dewan Pers Joseph Adi Prasetyo.

Kegiatan FMB 9 juga bisa diikuti secara langsung di: www.fmb9.id, FMB9ID (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID (Youtube).

Sumber: Tribunnews
Tags
teroris
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved