Pekanbaru
Gepeng di Pekanbaru Tak Pernah Tuntas Ditertibkan, Ternyata Ini Penyebabnya
Keberadaan gelandangan dan pengemis menjadi permasalahan sosial bagi Kota Pekanbaru
Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: Budi Rahmat
Laporan Syafruddin Mirohi
TRIBUNPEKANBARU.com-PEKANBARU- Meski Dinsos dan Satpol PP Pekanbaru, sudah berkali-kali melakukan penertiban gelandangan pengemis (gepeng) di Kota Pekanbaru, namun keberadaan mereka tetap saja menjamur. Apalagi sepekan jelang Lebaran Idul Fitri ini.
Bahkan data terakhir dari Dinsos Pekanbaru, selama Bulan Ramadan ini, pihaknya sudah mengamankan 21 gepeng. Tapi yang berkeliaran di jalanan, masih banyak jumlahnya. Bisa puluhan bahkan seratusan orang. Mereka kebanyakan dari luar daerah.
Baca: Kurang Satu Menit, Smartphone Honor 7A Ludes Terjual, Ini Harganya
"Tentunya kita apresiasi kinerja OPD ini. Tapi kita minta kontineu lah. Karena jumlah mereka semakin banyak. Terutama yang perlu ditertibkan, di simpang jalan atau lampu merah. Karena mereka meresahkan," kata Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Drs Maspendri NS, Minggu (10/6/2018) menjawab Tribunpekanbaru.com.
Baca: Mengintip Tempat Tim Brasil Nginap, Hotelnya Para Elite Partai Komunis, Segini Tarifnya Permalam
Kota Pekanbaru sudah memiliki aturan untuk penertiban gepeng, yakni Perda No 12 Tahun 2008, tentang penertiban Gepeng. Hanya saja sayangnya, hingga kini penerapan Perda ini di lapangan mandul. Bahkan sanksi di Perda tersebut, tidak pernah sama sekali diterapkan.
Kondisi ini sudah diakui Pemko. Terutama sanksi pemberi uang kepada Gepeng, yang bisa dikenakan kurungan tiga bulan dan denda sebesar Rp50 juta. "Kalau mau gepeng itu diberantas, tegakkan Perda tersebut. Jangan hanya langkah persuasif saja. Apalagi himbauan, tidak akan mempan," tegasnya.
Baca: Beredar Surat Besaran Zakat Fitrah Palsu, Kemenag Kampar Imbau Warga Berhati-hati
Ditegaskan Politisi PAN ini lagi, ke depan, Pemko tidak perlu persuasif lagi. Apalagi antisipasi tambah membludaknya gepeng usai Lebaran nanti. Sebab, sifat kemanusiaan masyarakat, terutama masyarakat Kota Pekanbaru, tidak bisa diukur. Kalau melihat pengemis, pasti sebagian masyarakat mau bersedekah.
Lebih dari itu, dia juga mengharapkan, agar porsi anggaran untuk penertiban gepeng tersebut, diprioritaskan. Jika perlu untuk dua tiga tahun anggaran. Sebab endingnya, untuk kenyamanan masyarakat banyak.
Baca: Maksimalkan Pelipatan Surat Suara Pilgubri, KPU Bengkalis Libatkan 150 Orang
"Sekarang, gepeng bukan lagi beraksi sendiri-sendiri. Tapi sudah berkeompok, yang diyakini dibekingi oknum tertentu. Bahkan juga anak-anak di bawah umur, dipekerjakan juga. Ini sudah eksploitasi namanya. Harus diberantas, siapapun orangnya," tegas Maspendri lagi.
Sebelumnya pekan lalu, Kabid Kabid Rehabilitas Sosial Dinsos Pekanbaru Bustami, mengatakan, pihaknya terus melakukan razia terhadap gepeng. Terakhir pada akhir pekan lalu melakukan razia bersama seluruh stakeholder terkait.
Baca: DPC Demokrat Rohul Buka Puasa Bersama Tokoh Masyarakat dan Anak Yatim
Diakuinya, selama Ramadan, gepeng dan anak jalanan selalu bermain kucing-kucingan dengan petugas saat penertiban. Sehingga mereka kewalahan melakukan penertiban. Dengan maraknya kejadian gepeng dan anak jalanan, dirinya ingin mengunggah hati masyarakat untuk jangan memberi sedekah di lampu merah atau jalanan. Masyarakat yang hendak memberikan sedekahnya, bisa melalui lembaga-lembaga yang sah. (saf)