Padang
Sejak H-7 Hingga H+2 Lebaran, 19 Nyawa di Sumbar Melayang Dijalanan
dari data Operasi Ketupat pada Lebaran 2017 lalu, angka kecelakaan dari H-7 hibgga H+2 tercatat sebanyak 118 kasus
TRIBUNPADANG.com, PADANG - Sejak H-7 hingga H+2 Lebaran atau selama 10 hari Operasi Ketupat 2018 berlangsung, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar mencatat jumlah kecelakaan sebanyak 88 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 19 orang.
Jumlah kasus kecelakaan tersebut, menurun hingga 25 persen dibandingkan tahun lalu.
Bahkan untuk angka kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, persentasinya dibandingkan lebaran tahu lalu penurunannya mencapai 39 persen.
Dirlantas Polda Sumbar Konbes Pol Singgamata mengatakan, dari data Operasi Ketupat pada Lebaran 2017 lalu, angka kecelakaan dari H-7 hibgga H+2 tercatat sebanyak 118 kasus dengan korban me i ggal dunia sebnayak 31 orang.
"Penurunan tak hanya terjadi pada angka kecelakaan dan korban jiwa, tapi korban luka berat, luka ringan dan kerugian maretil juga dapat kami tekan jumlahnya, dan me galami penuunan yang signifikan " kata Singgamata kepada tribunpadang.com, Minggu (17/6/2018) malam.
Baca: Pengunjung Objek Wisata Pantai Medang Kampai diprediksi Masih Ramai Besok
Baca: Libur Lebaran, Ribuan Orang Mulai Padati Pantai di Kawasan Medang Kampai
Untuk data luka berat sejak H-7 hingga H+2, atau sejak 8 - 17 Juni pukul 18.00 WIB, lanjut Singgamata, tercatat sebanyak 10 orang. Angka tersebut turun 77 persen dibandingkan tahun 2017.
Sebab, pada tahun lalu itu, korban luka berat berjumlah 43 orang.
Sedangkan luka ringan, persentasinya turun 17 persen, karena jumlah korban luka ringan yang tercatat hingga Minggu sore ini, jumlahnya sebanyak 147 orang.
Sementara untuk tahun lalu, korban kecelakaan dengan luka ringan sebanyak 177 orang.
"Kemudian untuk kerugian materil, alhamdulillah persentasinya juga menurun 12 persen, atau sebesar Rp34.600.000. Karena pada H-7 hingga H+2 lebaran tahun lalu, total kerugiannya Rp295.400.000. Sedangkan lebaran tahun ini, total keugian materil hingga H+2 lebesar Rp260.800.000," terang Singgamata.
Kemudian keika ditanya di jalur mana kecelakaan yang banyak terjadi, perwira menegah Polri berdarah Minang itu belum bisa menyebutkan dengan alasan, Operasi Ketupat 2018 masih berlangsung. Kendati begitu, ia pun membeberkan indikator yang menyebabkan angka kecelakaan pada lebaran tahun ini menurun.
Baca: Klasmen Moto Gp 2018 Usai Jorge Lorenzo Juara di GP Catalonia
Baca: Kolarov jadi Pahlawan Kemenangan Serbia Atas Kosta Rika 1-0
Kata Singgamata, selain kerja keras petugas di lapangan dan adanya pemetaan daerah rawan kecelakaan yang telah dilakukan, indikator lainnya, fokus kepada penindakkan sembilan jenis pelanggaran.
Sembilan penindakkan itu adalah penindakkan terhadap pengendara sepeda motor yang tidak meggunakan helm, menggunakan handphone, pengendara di bawah umur, berkendara berlawanan arus, pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu orang, menerobos rambu-rambu, mabuk dan pengendara yang melaju dengan keceparan tinggi.
"Sembilan penindakkan itu dilakukan, karena mengancam keselamatan pengendara lain, termasuk yang melakukan pelanggaran.
Bahkan untuk pengendara sepeda motor yang melakukan salah satu pelanggaran tersebut, fatalitas kecelakaannya cukup tinggi," terang Singgamata.