Bukittinggi
Jam Gadang Bukittinggi Dipagari Seng
Kawasan Jam Gadang Bukittinggi, masih dipagari seng. Pemugaran ini dilakukan sejak 17 Juli 2018 hingga 30 Desember 2018.
Penulis: harismanto | Editor: harismanto
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Kaw
Baca: AFF Keluarkan Pernyataan Resmi Terkait Hinaan Suporter ke Timnas U-16 Malaysia
asan Jam Gadang Bukittinggi, masih dipagari seng.
Hal itu dilakukan karena Pemerintah Kota Bukittinggi sedang memugar pedestrian di kawasan Jam Gadang.
Informasi yang diperoleh Tribunpadang.com, proses pemugaran ini dilakukan sejak 17 Juli 2018 hingga 30 Desember 2018.
Baca: Pilih Merapat ke Prabowo, Puan Maharani Sebut Megawati dan SBY Belum Berjodoh
Baca: Obor Api Asian Game 2018 Masuk Lobang Jepang Bukittinggi
Saat Tribunpadang.com melintasi kawasan itu, Kamis (2/8/2018), para wisatawan tidak bisa masuk ke area itu selama proses pemugaran berlangsung.
Tak hanya itu, jalan di sekitarnya hanya bisa dilewati mobil pribadi.
Mengutip Wikipedia.org, Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia.
Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".
Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini.
Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur.
Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
Jam Gadang memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter.
Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul.
Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat gempa pada tahun 2007.
Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada Jam Gadang.
Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur.