Kampar
4 Sekolah di Tapung Rusak Diterjang Puting Beliung, Disdikpora: Murid Tetap Belajar
"Ada empat sekolah. Jarak sekolah yang kena, berdekatan. Paling jauh 200 meteran," ujar Santoso yang turun meninjau kondisi
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: David Tobing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Terjangan Angin Puting Beliung bukan hanya merusak SMP Negeri 5 Tapung.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kampar mencatat ada empat sekolah yang mengalami kerusakan akibat musibah ini.
Kepala Disdikpora Kampar, Santoso menyebutkan, tiga sekolah lainnya yakni SMP Negeri 3 Tapung di Desa Petapahan Jaya, SD Negeri 013 dan SD Negeri 027 yang keduanya terletak di Desa Muktisari.
"Ada empat sekolah. Jarak sekolah yang kena, berdekatan. Paling jauh 200 meteran," ujar Santoso yang turun meninjau kondisi sekolah yang terkena musibah, Selasa (7/8/2018) siang.
Bukan saja sekolah, rumah warga di daerah itu juga rusak.
Baca: VIDEO: Tak Kunjung Diperbaiki, Begini Kondisi Terkini Jalan Hang Tuah Ujung Yang Longsor
Baca: KPU Dumai Belum Tuntaskan Verifikasi Berkas Bacaleg DPRD Kota
Menurut Santoso, kerusakan terparah di SMPN 5 Desa Muktisari. Sebelumnya, Kepala SMPN 5 Tapung, Yamto menyebutkan, empat bangunan sekolah mengalami rusak berat.
Antara lain, Pos Satpam, Aula, Rumah Penjaga Sekolah dan Kantor Guru.
Sedangkan empat dari enam ruang belajar mengalami rusak yang tidak begitu parah. "Atap dan kayu (rangka atap) beterbangan.
Ada yang sampai ke SD (dekat SMP) sekitar 50-an meter," ujar Yamto. Ada juga kayu rangka atap yang hampir ambruk karena posisinya sudah bergeser.
Baca: Sebelum Mutasi, Dewan Ingkatkan Walikota Untuk Jalankan Temuan KASN
Santoso menyebutkan, di SMPN 3, kerusakan pada atap pentas salah satu gedung aulanya.
Di SDN 013, ada 13 lembar atap ruang belajar copot beterbangan dan atap rumah penjaga sekolah juga rusak.
Kemudian di SDN 027, kerusakan pada atap kantin dan parkiran kendaraan.
Menurut Santoso, proses belajar mengajar tetap bisa berjalan. Ia meminta sekolah dapat mengatur pemakaian ruang belajar yang masih bagus atau rusak ringan.
Santoso berharap, sekolah dibantu komite sekolah dapat menanggulangi kerusakan ringan dengan dana swadaya.
"Kalau yang rusak berat, harus direhab, kita masukkan ke APBD Perubahan," katanya. (*)