Kampar
Uniknya 'Gelek Tobu' yang Jadi Daya Tarik Pariwisata di Kuok, Konon Tempat Kawula Muda Cari Jodoh
Tradisi ini diklaim menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Kuok karena keunikannya.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Tradisi Manggelek Tobu di Kuok hampir punah.
Namun, tradisi ini diklaim menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Kuok karena keunikannya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Pulau Belimbing Desa Kuok Kecamatan Kuok, Sukirman menyebutkan, keberadaan Gelek Tobu yang adalah alat penggiling tebu di Kuok hanya tersisa dua buah sekarang.
Satu di Dusun Kampung Panjang Desa Pulau Jambu, satu lagi di Pulau Belimbing.
Di Pulau Belimbing, terletak di dekat Rumah Lontiok, rumah adat khas Kuok.
Alat ini biasanya digunakan pada hari-hari besar keagamaan.
Baca: Perolehan Medali Terkini, Indonesia Urutan Empat, China Kokoh Dipuncak
Baca: 4 Kuliner Olahan Daging Kambing yang Paling Banyak Dicari
Namun pada Idul Adha 2018 kali ini, alat tersebut tidak digunakan.
Alat ini juga dioperasikan kalau dipesan wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Belimbing.
"Kalau sekarang, biasanya dipakai kalau dipesan yang mau berwisata ke sini," ujar Sukirman, Rabu (22/8/2018). Penggunaan alat ini memang dapat menciptakan suasana akrab dan kebersamaan.
Betapa tidak, kayu besar penggiling tebu harus dioperasikan setidaknya 12 orang.
Butuh kekompakan untuk dapat menggelindikan kayu besar tersebut agar tebu tergiling merata.
Saat mengoperasikan alat ini, kerap memancing tawa.
Menurut Sukirman, tradisi Manggelek Tobu adalah warisan turun-temurun.
Baca: Baim Wong Jahili Paula Verhoeven Sampai Menangis, Ini yang Terjadi
Baca: Harga Cabe Masih Normal di Pasar Pekanbaru Ini
Dahulu, kata dia, alat ini ditemukan di semua wilayah Kuok. Menurut dia, Kuok pernah menjadi lumbung tebu. Selain Jeruk Kuok.