Pekan Life
Anak-Anak Rentan Terserang DBD, Medio Agustus Ada 209 Kasus di Pekanbaru
Jumlah kasus DBD di Pekanbaru mencapai 209 orang. Dari 209 kasus DBD tersebut sudah ada 2 orang yang meninggal dunia.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru masih tinggi. Selama tahun 2018 ini hingga pertengahan Agustus kemarin, jumlah kasus DBD di Pekanbaru mencapai 209 orang. Dari 209 kasus DBD tersebut sudah ada 2 orang yang meninggal dunia.
Dua korban meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut terjadi pada bulan April dan Mei lalu. Keduanya berasal dari satu kecamatan yang sama, yakni kecamatan Pekanbaru Kota.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru Zaini Rizaldi, Senin (27/8/2018) mengatakan, kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan Tampan. Wilayahnya yang luas dan jumlah penduduknya yang padat, merupakan salah satu daerah yang paling menyumbangkan kasus DBD di Pekanbaru.
"Hingga pertengahan Agustus 2018 ini saja, dari Kecamatan Tampan saja ada sebanyak 41 orang terkena DBD," katanya.
Dari data yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, ternyata usia anak-anak sangat rentan terkena penyakit DBD. Anak-anak dengan usia lima hingga sembilan tahun menjadi penyumbang terbanyak penyakit DBD di Pekanbaru
Setidaknya tercatat 48 anak usia hingga 9 tahun di Pekanbaru yang telah terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Baca: Ini Dia Penyebab Mengapa Banderol Harga Pocophone F1 Bisa Miring
Selain itu, usia orang dewasa juga sangat rentan terkena penyakit DBD. Totalnya ada 37 kasus DBD yang menyerang orang dewasa di usia 25 hingga 44 tahun di Kota Pekanbaru. Hingga pertengahan Agustus 2018, angka ini tercatat menjadi yang terbanyak nomor 2 setelah jumlah DBD yang menyerang anak-anak usia hingga 9 tahun.
"Jika ditotal anak usia 9 tahun dan dewasa 25 hingga 44 tahun, total ada sebanyak 85 kasus. Angka ini hampir setengahnya yang keseluruhan mencapai 209 kasus," katanya.
Sementara jika dirunut berdasarkan jenis kelaminnya, laki-laki lebih rentan terkena DBD dibandingkan perempuan. Dengan perbandingan 56 persen berbanding 44 persen. Dari 209 kasus hingga Agustus 2018, laki-laki ada sebanyak 116 kasus. Sedangkan 93 kasus menimpa perempuan.
Meski ada ratusan kasus DBD hingga pertengahan agustus ini, namin pihaknya mengklaim terjadi penurunan jika dibandingkan dengan priode yang sama dengan tahun sebelumnya.
Baca: Lhoh, Pocophone F1 Ternyata Sudah Dijual Online Sebelum Waktunya
"Kalau dibandingkan dengan priode yang sama dengan tahun 2017 terjadi penurunan yang signifikan. Tahun lalu dipriode yang sama, tercatat ada sebanyak 458 kasus. Sedangkan dipriode yang sama tahun ini kita temukan ada 209 kasus ," ujarnya.
Pihaknya mengaku terus melakukan upaya untuk menekan angka kasus DBD di Pekanbaru. Diantaranya adalah dengan menggalakkan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Gerakan satu rumah satu kader Jumantik di seluruh kecamatan merupayan upaya yang sangat penting untuk menekan kasus DBD di Pekanbaru.
"Kita sudah menggalakan program satu rumah, satu kader jumantik. Kader inilah yang melakukan sosialiasi bagaimana pola hidup yang berdih dan sehat serta cara-cara pencegahan DBD. Kader ini juga yang memberikan pemahaman tentang program 3M plus,"katanya.
Sebab pencegahan awal yang dimulai dari lingungan tempat tinggal masing-masing merupakan aksi nyata untuk memberantas berkembangbiaknya nyamuk aedes aigepty penyebab DBD.