Pekanbaru
Musim Pileg, Diskes Terima Banyak Permintaan Fogging, Namun Ditolak, Ini Alasanya
fogging ternyata bukan cara yang efektif untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes agypti.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Memasuki musim Pemilihan Legislatif (Pileg) Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mengaku banyak mendapatkan permintaan untuk melakukan fogging.
Sejumlah Caleg ramai-ramai mengajukan permintaan foging di daerah pemilihannya masing-masing.
Namun Dinas Kesehatan tidak merespon permintaan tersebut.
Meskipun saat ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) angkanya terus bertambah.
Baca: VIDEO: Polda Riau Gagalkan Peredaran 25 kg Sabu dan 50.000 Butir Ekstasi
Baca: Ribuan Orang Bawa Bendera Berkalimat Tauhid Padati Kawasan Tugu Zapin Pekanbaru
Pihaknya mengaku tidak melayani permintaan fogging karena beberapa alasan.
"Banyak yang mengajukan permintaan fogging, termasuk dari caleg-caleg, tapi tidak bisa tindaklanjuti semua. Karena fogging itukan bukan cara yang efektif untuk memutus mata rantai kembang biak nyamuk penyebab DBD," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldi, Kamis (25/10/2018).
Zaini menegaskan, ada beberapa bahaya saat tindakan foging dilakukan.
Bahannya pertama adalah racun yang disemprotkan dari alat fogging bisa membuat masalah baru bagi kesehatan seseorang yang menghirupnya.
"Apalagi bagi kalangan anak-anak, orang tua dan lansia, kalau kena asap fogging itu bisa menggangu pernapasanya," ujarnya.
Tidak hanya itu, tindakan fogging ternyata bukan cara yang efektif untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes agypti.
Baca: Satu Keluarga Tewas Ditembak di Palembang, Ini Pesan dan Foto Terakhir Yentin Margaretha Saat Hidup
Baca: VIDEO: Usai Bunuh Ibu dan Anak di Tapung, Perampok Bawa Kabur Mobil Innova Korban
Sebab tindakan foging hanya membunuh nyamuk dewasa saja.
Sementara telor nyamuk dan jentik-jentik tetap hidup.
"Bahkan yang lebih bahanya lagi, kalau fogging tidak dilakukan secara benar, itu bisa menyebabkan resistensi. Jadi nyamuk itu kebal terhadap asap. Sehingga saat dilakukan foging kembali nyamuk tetap bisa bertahan hidup," bebernya.
Zaini menegaskan, untuk menutus mata rantai kembang biak nyamuk aedes agypti penyebab DBD, maka bisa dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan masing-masing.
Terutama tempat-tempat yang memungkinkan dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk.
"Cara yang paling efektif itu ya 3M Plus. Kalau kebersihan lingkungan dijaga, tidak membuang sampah sembarangan maka angka DBD bisa ditekan," katanya.
Seperti diketahui, hingga akhir Oktober ini kasus DBD di Kota Pekanbaru mencapai 284 kasus dan dua orang meninggal dunia. (*)
