Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Lion Air Jatuh

1 Bulan Tak Ada Kabar, Keluarga Pramugari Shintia Melina Tak Nyangka Anaknya Ada di Lion Air JT 610

Shintia Melina, pramugari Lion Air asal Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610

Editor: M Iqbal
istimewa
Pihak keluarga memegang foto Shintia Melina Pramugari Lion Air JT 610 asal Padang. 

Laporan kontributor tribunpadang.com Riki Suardi dari Padang

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Shintia Melina, pramugari maskapai penerbangan Lion Air asal Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan juga ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10/2018) pagi.

Efmidalti (56) dan Melwani (58), Kedua orangtua pramugari berusia 25 tahun itu kaget mendapat kabar sang anak ada dalam pesawat yang jatuh tersebut.

Satu bulan lalu, wanita lajang yang sudah enam tahun menjadi pramugari Lion Air tersebut, pulang ke rumah orangtuanya. Saat itu, maskapai tempatnya bekerja menugaskan dirinya menjadi pramugari pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Padang.

Baca: Satu Pramugari Pesawat Lion Air JT610 yang Jatuh di Karawang Ternyata Asal Sumbar

"Sekitar satu bulan lalu dia (Shintia Melina) pulang ke rumah. Kebetulan dia terbang dari Jakarta ke Padang. Dia cuma sebentar si rumah, dari pukul 18.00 WIB sampai esoknya pukul 02.00 WIB dinihari, karena mau terbang lagi ke Jakarta," kata Melwani ketika di temui tribunpadang.com di rumah di Kompleks Vilaku Indah IV Blok A 6, Siteba, Naggalo, Kota Padang, Senin sore.

Foto suasana kediaman keluarga Shintia Melina di Kompleks Vilaku Indah IV, Siteba, Kota Padang
Foto suasana kediaman keluarga Shintia Melina di Kompleks Vilaku Indah IV, Siteba, Kota Padang (Foto/Riki Suardi)

Melwani mengaku tak ada firasat apapun terkait musibah jatuhnya pesawat Lion Air yang ikut menimpa Shintia Melina sebagai kru dari pesawat nahas tersebut. Namun anehnya, sejak satu bulan setelah sempat pulang ke rumah, Shintia tak pernah lagi menghubungi keluarga.

"Kalau firasat gak ada. Biasanya kalau dia (Shintia Melina) mau terbang ke mana, dia selalu menelepon saya, Ibunya atau adik-adiknya. Tapi sejak sebulan ini, kalau gak salah dia gak ada nelepon, mungkin anak saya itu sibuk," ujarnya.

Mantan pelaut yang pernah menjadi kru kapal berbendera Yunani itu menyebut Senin pagi, dirinya sudah mengetahui adanya pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Kerawang. Namun, dirinya tak menyangka di pesawat nahas itu terdapat anak sulungnya.

Baca: Alfiani Pramugari Lion Air Korban Pesawat Jatuh Baru 2 Bulan Kerja, Hubungi Keluarga Sebelum Terbang

"Saya tahunya sekitar pukul 10.00 WIB tadi setelah diberitahu oleh pihak Maskapai (Lion Air) melalui handphone. Tapi sebelumnya, saya juga sudah dapat informasi dari televisi kalau ada pesawat Lion Air jatuh. Tapi saya gak nyangka di dalamnya ada anak saya," ujarnya.

Pria berusia 58 tahun itu menyebut Senin siang, ibunya bernama Efmidalti (56) sudah berangkat ke Jakarta untuk mencari tahu informasi terkait kondisi Shintia Melani. Ibunya berangkat didampingi bersama beberapa pihak keluarga.

"Sore ini ibunya sudah di Jakarta. Kami di Padang masih menunggu kabar terbaru. Kami harap, informasi terbaru kondisi anak kami segera didapat. Mohon juga doanya," ungkap Melwani dengan suara agak terbata-bata.

Selain Shintia Melina, warga Padang lainnya yang turut menjadi korban pesawat Lion Air JT 610 adalah Hasnawati. Hakim di Pengadilan Tinggi Bangka Belitung itu diketahui tinggal Jalan Kali Serayu B/2 Lapai, Kecamatan Nanggalo.

Namun saat alamat tersebut disambangi tribunpadang.com, ternyata rumah berlantai dua warna biru muda itu sudah ditempati pihak lain. Warga sekitar menyebut Hasnawati sudah tidak tinggal lagi di sini. Rumahnya sudah dikontrak dan dijadikan kantor oleh PT Akasima.

Baca: Foto Sosok Pilot Pesawat Lion Air Bhavye Suneja dan 6 Daftar Nama Pramugari yang Diduga Jatuh

"Beliau (Hasnawati) sudah pindah ke Bangka Beliting sejak 2013 lalu. Rumahnya di sini dikontrakan. Beberapa keluarganya juga ada tinggal di dekat sini. Namun keluarganya itu sudah berangkat ke Jakarta begitu mendapat informasi pesawat yang ditumpangi beliau jatuh," kata Pia, salah seorang warga Jalan Kali Serayu.

Pia menyebut bahwa Hasnawati berasal dari Bukittinggi. Sebelum pindah ke Bangka Belitung, beliau bersama anak-anaknya lama tinggal di rumah ini. Kemudian sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 2004 lalu, beliau sering dipindah tugaskan ke berbagai tempat.

"Meski menetap di Bangka Belitung, beliau juga sering pulang ke Padang. Kadang-kadang dalam setahun itu sampai lima kali pulang. Begitu pulang, beliau pasti singgah ke rumahnya ini, tapi beliau nginapnya di rumah keluarganya yang tak jauh dari sini," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved