Berita Riau
Serapan APBN di Riau Masih Rendah
Berdasarkan data dari SPAN, realisasi APBN sampai dengan 26 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp5,32 Triliun atau 63,1 persen dari total pagu APBN
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Laporan wartawan tribunpekanbaru.com Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berdasarkan data dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi APBN sampai dengan 26 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp5,32 Triliun atau 63,1 persen dari total pagu APBN yang digelontorkan untuk Provinsi Riau sebesar Rp 8,44 Triliun.
Angka realisasi ini sedikit naik dari realisasi pada akhir Triwulan III (akhir September 2018) yaitu sebesar 61,1 %.
Capaian total realisasi sebesar 63,1% ini terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp2,27 Triliun 81,1 % dari total pagu belanja pegawai , belanja barang sebesar Rp2,21 Triliun 59,2%, belanja modal sebesar Rp858 Miliar 45,3% dan Belanja Bansos sebesar Rp6,5 Miliar 41,6%.
Baca: Tok Tok Tok!, UMK Pekanbaru Naik Rp 200 Ribu, Wakil Rakyat Minta Perusahaan Menaatinya
Realisasi belanja pegawai relatif normal dan stabil sesuai dengan nature belanja pegawai yaitu dibayarkan rutin setiap bulan, sementara belanja barang juga relatif normal karena pada umumnya merupakan pengeluaran rutin untuk menunjang operasional perkantoran dan supporting atas kegiatan rutin Kementerian/Lembaga.
Sementara belanja modal masih kurang dari angka serapan ideal pada kisaran 60 persen karena masih menunggu penyelesaian pekerjaan kontraktual yang baru dapat dimintakan pencairannya apabila prestasi kerja telah diterima.
"Untuk serapan yang masih rendah pada belanja bansos, hal ini disebabkan oleh proses verifikasi data penerima bansos untuk penyaluran tahap berikutnya semester 2 masih Terkendala, "ujar Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Riau Tri Budhianto.
Baca: Dua ABK Alami Luka Bakar Saat Pompong Pengangkut 3 Ton BBM Terbakar di Perairan Kuala Kampar
Angka realisasi ini diperkirakan masih akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun anggaran mengingat masih terdapat outstanding kontrak atau pelaksanaan anggaran yang kontraknya sudah berjalan namun terdapat sisa dana yang belum dicairkan sebesar Rp172, 30 Miliar untuk belanja barang, Rp712, 25 Miliar untuk Belanja Modal dan Rp 954 juta untuk Belanja Bansos.
"Outstanding kontrak ini menjelaskan serapan belanja modal yang masih rendah yaitu sebesar Rp858 Miliar akan tergerak naik apabila prestasi kerja telah diselesaikan dan dilakukan pencairan terhadap sisa dana sebesar Rp712 Miliar sehingga total realisasi akan mencapai Rp1,57 Triliun atau sebesar 83.1% dari total alokasi belanja modal,"jelas Tri Budhianto.
Berdasarkan jenis kewenangan, total dana APBN di provinsi Riau dilaksanakan oleh Satker Pusat dengan jenis Kewenangan Pusat (KP) sebesar Rp1,5 Triliun atau 18,3%, kewenangan Daerah (KD) sebesar Rp6,5 Triliun atau 77,7% sementara yang dikelola oleh Satker Daerah dengan jenis kewenangan Dana Dekonsentrasi (DK) sebesar Rp155 Miliar atau 1,8% dan Dana Tugas Pembantuan (TP) sebesar Rp186 Miliar atau 2,2%.
Baca: Live Streaming Persija Vs Barito Putera Liga 1 Pukul 15.30 WIB Sore Ini
Alokasi APBN terbesar terdapat pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang memperoleh Rp1,55 Triliun dengan tingkat realisasi sebesar 52,3%, dan alokasi terkecil terdapat pada Arsip Nasional Republik Indonesia yaitu sebesar Rp165 juta dengan realisasi sebesar 92,6%.
"Terdapat Rp20,42 miliar pagu DIPA yang diblokir, disebabkan antara lain karena alokasi belum dilengkapi dengan dasar hukum pengalokasian dan/atau dokumen terkait, hal ini juga disebabkan oleh adanya penghematan/pemotongan mandiri dan alokasi dana belum dilengkapi dengan nomor register pinjaman Luar negeri, "jelas Tri Budhianto.
Untuk kinerja Belanja Infrastruktur telah dialokasikan sejumlah Rp1,73 Triliun untuk menghasilkan 20 output dengan alokasi terbesar, diantaranya adalah rekonstruksi, rehab dan pelebaran jalan, pembangunan pelabuhan (prioritas nasional), pembangunan jembatan dan bendungan irigasi. Progress realisasi untuk belanja infrastruktur yang dibiayai dengan APBN ini telah mencapai 50,3%.
"Kita memang tidak pasang target tinggi dan paling realisasi hanya 85 persen paling tinggi, "ujar Tri Budhianto.
Baca: FOTO: Area Traffic Control System di Jalan Gajah Mada
Selain dana APBN yang dikelola Satker Pusat dan Satker Daerah sebesar Rp8,44 Triliun. Tahun 2018 digelontorkan pula dana transfer kepada Pemerintah Daerah di seluruh kabupaten/kota di provinsi Riau sebesar Rp 21,93 Triliun. Sehingga total dana dari pusat yang mengalir ke provinsi Riau seluruhnya berjumlah Rp 30,37 Triliun.
Dana Transfer ini seluruhnya dikelola Pemerintah Daerah sedangkan proses pencairannya sebagian dilaksanakan oleh KPPN (DAK Fisik dan Dana Desa)
Alokasi dana TKDD terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) sebesar Rp8,42 Triliun dengan total realisasi sebesar 83,3%.