Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Rocky Gerung Tanggapi Panggilan Kepolisian Terkait Kasus Penistaan Agama: Pelapor Tak Belajar Logika

Rocky Gerung pun menanggapi panggilan kepolisian terhadap dirinya terkait kasus penistaan agama.

Editor: M Iqbal
Rocky Gerung saat di acara Indonesia Lawyers Club 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pihak kepolisian akan memanggil Dosen Filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung pada Kamis (31/1/2019).

Rocky Gerung pun menanggapi panggilan kepolisian terhadap dirinya terkait kasus penistaan agama.

Hal tersebut disampaikan Rocky Gerung saat menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), seperti yang diunggah di saluran YouTube Aliansi Pencerah Indonesia, Rabu (30/1/2019).

Sebagaimana diketahui, Rocky dilaporkan oleh Jack Boyd Lapian atas dugaan tindak pidana penistaan agama.

Jack Boyd Lapian mempersoalkan pernyataan 'kitab suci itu fiksi' Rocky Gerung saat menjadi narasumber di program Indonesia Lawyers Club (ILC).

Baca: Guru Olahraga yang Diduga Lalai Hingga Sebabkan Murid Tewas Tenggelam Jalani Penangguhan Penahanan

"Padahal saya enggak bilang begitu. Saya bilang 'bila fiksi menimbulkan imajinasi, maka kitab suci itu adalah fiksi'. Itu namanya silogisme di dalam cara berpikir," papar Rocky Gerung.

"Tetapi yang dilaporkan ke saya, saya mengatakan kitab suci itu fiksi, dia (pelapor) penggal asumsinya."

"Artinya si pelapor tidak pernah belajar logika," imbuh Rocky Gerung yang buat semua yang hadir di kuliah umum itu tertawa.

Rocky Gerung lantas menjelaskan, dirinya di dalam suatu forum pernah menerangkan untuk dapat membedakan secara akademis soal apa itu iman dan apa itu keyakinan.

"Iman itu sesuatu yang saya miliki tanpa saya pertanyakan," jelasnya.

"Dia (iman) final, absolut, selesai," sambung Rocky Gerung.

Namun, papar Rocky Gerung, keyakinan adalah sesuatu yang ia pilih untuk ditempuh.

"Meyakini artinya menempuh. Jadi kalau saya meyakini sesuatu saya harus jalani," ucapnya.

Baca: Polisi Panggil Rocky Gerung Terkait Laporan Ujaran Kebencian Pada April 2018 Lalu

Akan tetapi, Rocky Gerung menilai, masyarakat Indonesia tidak dapat berpikir mengenai itu karena digoda oleh fanatisme.

"Digoda oleh 'Anda pasti salah karena Anda bukan kami', 'Anda fundamentalis karena cuma kami yang Pancasila', jadi pembelahan itu terjadi karena kita gagal untuk mengaktifkan fasilitas yang diberikan oleh Tuhan, yaitu bertengkar dengan akal," terangnya.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved