Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Perempuan Ini Menginspirasi, Nikahi Pembunuh yang Kini Menghadiahinya Bunga setiap Pekan

Kisah Perempuan Ini Menginspirasi, Nikahi Pembunuh yang Kini Menghadiahinya Bunga setiap Pekan

Editor: Budi Rahmat
Photo by Alla Biriuchkova on Unsplash
Kisah Perempuan Ini Menginspirasi, Nikahi Pembunuh yang Kini Menghadiahinya Bunga setiap Pekan 

Kisah Perempuan Ini Menginspirasi, Nikahi Pembunuh yang Kini Menghadiahinya Bunga setiap Pekan

TRIBUNPEKANBARU.COM- Nikahi seorang pembunuh, perempuan ini justru menjadi inspirasi bagi suaminya tersebut.

Bisa menerima si lelaki dengan masa lalunya menjadikan kisah perempuan ini mnejadi inspirasi.

Kini keduanya hidup dengan bahagia dan si lelaki ternyata adalah seorang yang romantis yang kerap memberinya bunga

Sammy Mellor (29) asal Preston mengisahkan kembali pertemuannya dengan suami yang kini hidup bersamanya. Kala berusia 19 tahun, Sammy bekerja sebagai pelayan bar dan bertemu dengan Stephen Mellor yang kini berusia 41 tahun.

Melansir dari Daily Mail, ketika semua orang membicarakannya Stephen yang pada hari itu baru saja bebas dari penjara karena kasus pembunuhan, perempuan itu justru meminta nomor teleponnya.

Sammy Mellor bersama suaminya, Stephen Mellor.
Sammy Mellor bersama suaminya, Stephen Mellor. ((Daily Mail))

Setelah beberapa kali kencan dan resmi berpacaran, keduanya memutuskan menikah dan sekarang telah dikaruniai empat anak, bersama satu anak lain dari Stephen dari hubungan sebelumnya.

"Saya tidak pernah terganggu dengan masa lalu. Tapi saya benci dia harus menjalani waktu di penjara," ujarnya. "Saya percaya semua orang harus diberikan kesempatan kedua," kata Sammy.

"Dia merupakan orang terbaik yang pernah saya temui. Dia tidak pernah menyembunyikan yang terjadi dari siapa pun, imbuhnya.

Sammy pada akhirnya mengetahui, sang suami dikeluarkan dari sekolah pada usia 13 tahu dan kemudian terlibat dalam geng.

Dia tidak hanya dikirim ke penjara dua kali karena menyebabkan cedera tetapi juga karena luka berbahaya. Dia telah menggigit hidung dan telinga orang-orang.

Ketika mencapai usia 17 tahun, dia sudah berurusan dengan ekstasi dan heroin. Stephen juga menceritakan bagaimana gengnya terlibat dalam perang wilayah dengan pengedar lain yang dipimpin oleh John Dookie.

Ketika keadaan menjadi lebih runyam di antara mereka, pada 14 Februari 1997, dia mengatur pertemuan Dookie.

Selama pertemuan itu, Dookie ditikam di perut dan dipukuli habis-habisan oleh gengnya.

Namun, Stephen memanggil mobil polisi untuk menyelamatkan nyawa Dookie, meski dia meninggal dua hari kemudian.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved