Warga Negara Ini Paling Banyak Berbelanja Saat Umroh, Habiskan Uang Rp 10 Juta Dalam Sepuluh Hari
Warga negara mana kah yang paling banyak belanja ketika menjalankan ibadah umroh atau haji
Warga Negara Ini Paling Banyak Berbelanja Saat Umroh, Habiskan Uang Rp 10 Juta Dalam Sepuluh Hari
TRIBUNPEKANBARU.COM - Jutaan umat Islam di seluruh dunia mengunjungi dua Mekkah dan Madinah untuk menjalankan ibadah Umroh dan ibadah Haji setiap tahun.
Untuk tahun 2019 ini saja, Pemerintah Saudi telah mengeluarkan lebih dari 6 juta visa umroh.
Banyaknya mereka yang ingin mengunjungi Mekah dan Madinah menjadi kesempatan bagi otoritas untuk memasarkan produk yang lebih besar.
Lalu warga negara asing mana yang paling banyak belanja ketika umroh atau haji? Menurut data dari Kamar Dagang dan Industri Mekah, warga Mesir menempati urutan teratas dalam membelanjakan uang mereka di Saudi.
"Warga Mesir menempati urutan teratas dalam daftar diikuti Irak, Aljazair, dan Turki," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Mekah Aziz Awliyaa, seperti dikutip Kompas.com dari Arab News, Sabtu (11/5/2019).
Baca: Hasil Real Count Pilpres 2019, Minggu (12/5) Pagi, Jokowi Kuasai 22 Wilayah, Unggul 14,9 Juta Suara
Baca: Dicukur Liverpool di Liga Champions, Barcelona Cuci Gudang Besar-besaran,10 Pemain Inti Akan Didepak
Menurutnya, ada korelasi antara kondisi ekonomi negara masing-masing dengan daya beli serta aspirasi ketika berada di Saudi.
"Seorang jemaah bisa menghabiskan rata-rata 700 dollar AS (Rp 10 juta) selama periode 10 hari, yaitu 5 hari di Madinah dan 5 hari di Mekah." ujar Awliyaa.
Mantan Ketua Komite Nasional untuk Haji dan Umrah di Kamar Dagang dan Industri Mekah, Saad Jameel Al-Qurashi, menuturkan setiap jemaah menghabiskan waktu yang berbeda ketika berada di Saudi.
"Warga negara India, Pakistan, dan Bangladesh lebih memilih untuk tinggal selama 30 hari, sementara beberapa jemaah Mesir lebih suka tinggal hingga 20 hari," katanya.
Dia berpendapat, salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pengunjung internasional yang beragam adalah dengan globalisasi gerai makanan dan minuman.
"Ada kebutuhan untuk membuka restoran asing di Mekah agar jemaah bisa mengunjungi restoran dan mencicipi hidangan dalam suasana modern," ujar Al-Qurashi.
Dengan beragamnya sektor makanan diyakini akan merangsang sektor perhotelan dan mendukung diversifikasi bagi lebih dari jemaah dari 150 negara yang bertemu di satu tempat selama Ramadhan.
"Jemaah ingin membeli barang-barang yang tidak mereka temukan di negara mereka," tuturnya.
Al-Qurashi menilai perlu pembentukan badan-badan ekonomi penelitian untuk meninjau tingkat pengeluaran jemaah selama berada di kota suci.
Selain itu, perlu juga penjualan oleh-oleh yang diproduksi oleh warga negara Saudi sehingga mencontohkan semangat Mekah.
Data dari Kementerian Haji Saudi pada awal bulan ini menunjukkan, jumlah jemaah terbesar yang melakukan umroh berasal dari Pakistan (1.353.625), diikuti oleh Indonesia (881.459), India (579.443), Mesir (405.750) dan Turki (279.038). (*)