Tribun WIKI
MERIAM Kuno Peninggalan Kerajaan SIAK SRI INDRAPURA, Saksi Perang di Perairan Riau di Masa Dulu
Sebuah meriam kuno peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura, menjadi saksi perang di perairan Riau di masa dulu
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nolpitos Hendri
MERIAM Kuno Peninggalan Kerajaan SIAK SRI INDRAPURA, Saksi Perang di Perairan Riau di Masa Dulu
TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUANMERANTI - Sebuah meriam kuno peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura, menjadi saksi perang di perairan Riau di masa dulu.
Saat ini hanya ada 3 (tiga) benda atau situs bersejarah yang terdaftar sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) di Kepulauan Meranti.
Adapun tiga cagar budaya yang dihimpun dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti, yang terdaftar sebagai BCB tersebut yaitu makam Tengku Sulung Tjantik, makam Datuk Setya Indra dan makam Gembala Sari.
Baca: DISKUALIFIKASI Pelaku Curang, Siapapun PEMENANG Tidak Masalah Tapi Tidak Curang, DEMO di KPU Riau
Baca: MASJID KUNING di Riau Berusia 202 Tahun, Tersebut Panglima Minal dari MINANGKABAU Kalahkan Perompak
Baca: MASJID Ar Rahman di Riau BERUSIA 123 Tahun, Bahan Bangunannya dari SINGAPURA, Dibangun Tukang China
Baca: UNIK! Masjid Tua PUNYA 6 MENARA di Pekanbaru, 10 Mahasiswi Cantik Ikuti Karantina Alquran IZI
Seperti dikatakan Kades Tanjung Bunga, Kecamatan Pulau Berbau Hasan, Kepada pada, Jumat (17/5/19) siang.
Satu dari tiga cagar budaya yang terdaftar BCB tersebut berada di desanya yaitu Makam Datuk Setya Indra.
"Seperti Makam Datuk Setya Indra itu berada di desa kami, Desa Tanjung Bunga. Kondisinya masih bagus," Ungkapnya.
Walaupun dikatakannya bahwa saat ini situs tersebut masih belum dikelola dengan baik.
"Cuma tidak berpagar, dan tidak jarang juga jadi tempat bermain anak-anak warga," ungkapnya.
Selain Makam Datuk Setya Indra, masih ada beberapa peninggalan sejarah lainnya berupa meriam dan beberapa makam pembesar Kerajaan Siak yang dinilai Hasan layak untuk menjadi BCB.
Bahkan dikatakan Hasan beberapa makam pembesar saat kerjasama Siak yang ada di sana hilang karena tergerus abrasi.
"Beberapa diantaranya telah tenggelam ke dasar laut dampak abrasi yang mengikis daratan desa," ungkapnya.
Bahkan jumlah makam tersebut jumlahnya tidak sedikit.
Baca: Ada MASJID Tanpa KUBAH di Pekanbaru, MEGAH dan Suasananya Serasa Berbuka di Timur Tengah, Namanya?
Baca: SUMUR TUA di Pekanbaru Airnya Tak Pernah KERING, MUJARAB dan Berkah serta Bisa untuk OBAT
Baca: TERDETEKSI Sejak Dinasti Ming, Badan Arkeologi Tinjau ISTANA Rokan dan Makam Raja Rambah di Riau
"Peninggalan yang hilang banyak. Hilang karena dampak abrasi. Adapun yang hilang itu bebeberapa diantaranya yang saya ingat seperti Makam Ratu Moyang, Makam Panglime Itam, dan Makam Sembilan Dara. Saya rasa masih banyak lagi," ujarnya.
Selain makam yang hilang, diungkapkan Hasan, terdapat makam yang masih utuh namun masih belum terdaftar resmi sebagai BCB.