Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

99 Persen Karhutla di Riau Akibat Ulah Manusia

Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) RI mengingatkan 99 persen penyebab Karhutla di Riau adalah ulah manusia.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Hendra Efivanias
Istimewa
Tim gabungan dari Kepolisian ikut memadamkan Karhutlah Bengkalis, Sabtu (16/3) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) RI mengingatkan kepada pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Sebab sebentar lagi akan masuk musim kemarau, sehingga potensi Karhutla akan semakin tinggi.

"Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada penanggulangan. Karena berdasarkan data yang kita dapatkan dari berbagai pihak, khususnya dari kepala desa dan masyarakatn bahwa kebakaran lahan itu 99 persen disebabkan oleh manusia," kata Staf Ahli BNPB RI, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin, saat menghadiri pembekalan kesiapan menghadapi bahaya kebakaran hutan dan lahan di Hotel Grand Juri Pekanbaru, Kamis (20/6/2019).

"Meskipun sekarang cuaca masih hujan, tetap kita daerah harus siap siaga. Tapi saya lihat semua daerah sudah termasuk Riau. Helikopter water bombing, hujan buatan semua sudah siap.Tinggal nanti menunggu pasukan saja jika memang dibutuhkan," imbuhnya.

Komaruddin meminta semua pihak bisa melakukan pencegahan terhadap Karhutla.

Baca: Ada JCH yang Izin Menginap di Luar Asrama Haji Riau

Baca: Sudah 15 Tersangka Pembakar Lahan di Riau Diamankan

Pasalnya bencana Karhutla yang menyebabkan munculnya kabut asap menimbulkan kerugian yang cukup besar.

"Akibat kebakaran lahan, setiap tahunnya kerugian materi dan non materi mencapai 2 sampai 4 miliar dolar Amerika. Puncaknya itu di tahun 2015 yang mencapai USD 6,1 miliar dengan jumlah luas lahan yang terbakar mencapai 2,6 juta hektare," katanya.

Tidak hanya itu, akibat kabut asap Karhutla juga menyebabkan ribuan masyarakat Riau terkena kasus ISPA, asma, paru-paru dan jantung.

Kemudian ada 4 ribu mengalami kompikasi mata dan kulit.

"Anak-anak dan bayi sebagai generasi penerus bangsa juga terganggu kesehatan, sekolah mereka diliburkan, ekosistem hutan rusak, marga satwa dan aneka ragam hayati juga punah dan berpontesi menimbulkan bahaya emisi gas rumah kaca dan berkurangnya karbon," ujarnya.

Baca: Tidak Menggunakan Sistem Zonasi, Ini Syarat Masuk SMK Negeri di Riau

Tidak hanya berdampak terhadap masyarakat Indonesia, namun kebakaran lahan juga mengganggu kenyamanan negara tetangga.

Sejumlah negara tetangga pernah terpapar asap akibat Karhutla dari Riau.

"Asap kiriman dari Indonesia itu pernah melewati batas negara, bahkan sampai ke Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand," katanya.

Sejauh ini di Indonesia sudah ada tiga provinsi yang sudah menetapkan status siaga darurat bencana Karhutla.

Yakni Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Riau.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved