Iran: Mereka (Amerika Serikat) Telah Berusaha Keras Tetapi Serangan Mereka Belum Membuahkan Hasil
Iran: Mereka (Amerika Serikat) Telah Berusaha Keras Tetapi Serangan Mereka Belum Membuahkan Hasil
Iran: Mereka (Amerika Serikat) Telah Berusaha Keras Tetapi Serangan Mereka Belum Membuahkan Hasil
TRIBUNPEKANBARU.COM- Iran tegas mengatakan bahwa upaya serangan Siber yang dilakukan oleh Amerika Serikat telah gagal.
Bahkan Iran menyebutkan AS sudah berupaya keras namun sulit untuk menjebol pertahanan Iran.
Hal tersebut disampaikan Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi terkait perintah dari Donald Trump untuk melakukan serangan siber ke Iran.
Iran mengatakan serangan siber yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap sistem peluncuran roket negaranya telah gagal.
Baca: Derita Sakit yang Menahun, Nenek Ini Berupaya Akhiri Hidupnya, Pisau Ditancapkan ke Dada
Baca: Rujak Cingur Bu Mella Rp 60 Ribu Semakin Laris, Pembeli Membludak sampai Diatur Pakai Nomor Antri
Baca: Di Tengah Kebahagiaan dengan Irish Bella, Ammar Zoni Justru Menangis dan Alami Penyeselan, Ada Apa?
Pernyataan itu disampaikan menteri Iran menanggapi kabar yang menyebut Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan serangan siber sebagai balasan karena Teheran telah menembak jatuh drone pengintai milik Amerika Serikat.
Serangan siber itu dilakukan setelah rencana serangan udara AS yang menargetkan wilayah Iran telah dibatalkan oleh Trump dalam detik-detik terakhir.
"Mereka (AS) telah berusaha keras, tetapi serangan mereka belum membuahkan hasil," kata Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi.
"Media bertanya apakah serangan dunia maya terhadap Iran itu benar. Tahun lalu kami telah menetralkan 33 juta serangan siber dengan firewall nasional," imbuhnya.
Jahromi juga menyebut serangan terhadap jaringan komputer Iran itu sebagai tindakan terorisme siber, yang merujuk pada Stuxnet, contoh virus komputer pertama yang digunakan untuk menyerang mesin industri, yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada November 2007.
Baca: Detik-detik Pelaku Begal Payudara Terekam CCTV Saat Beraksi, Videonya Langsung Viral di Medsos
Stuxnet diyakini secara luas dikembangkan oleh Amerika Serikat bersama dengan Israel, ditemukan pada 2010 setelah digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium di kota Natanz, Iran AS juga menuduh Iran meningkatkan serangan sibernya.
Tensi antara Iran dengan AS mulai meningkat pada tahun lalu setelah Presiden Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran.
Hubungan kedua negara di wilayah Timur Tengah berulang kali memburuk. Sebelum insiden penembakan drone pengintai AS, Washington menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman.
Teheran telah memperingatkan kepada AS agar tidak melancarkan agresi terhadap Iran karena setiap serangan ke negara republik Islam itu bakal membawa konsekuensi serius bagi kepentingan AS di kawasan Teluk.
Baca: Bayi Perempuan yang Ditemukan dalam Kantong Plastik di Siak Riau Itu Akhirnya Meninggal Dunia
"Republik Islam tidak pernah dan tidak akan pernah memulai peperangan," ujar juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigjen Abolfazl Shekarchi, kepada kantor berita Tasnim, Sabtu (22/6/2019).