Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tentara Juga Manusia. Was-was saat Terjun Statis

Berbagai yel-yel dan nyanyian berpacu dengan bunyi deru mesin Hercules TNI AU C-130 sebelum 78 prajurit Yon Paskhas 462/Pulanggeni, Pekanbaru, terjun.

Penulis: | Editor:
Tribun Pekanbaru/Fakhrurrodzi
Prajurit Yon Paskhas 462/Pulanggeni saat naik ke Hercules C-130 TNI AU. 

PEKANBARU, TRIBUNPEKANBARU.COM - Berbagai yel-yel dan nyanyian berpacu dengan bunyi deru mesin Hercules TNI AU C-130 sebelum 78 prajurit Batalyon Pasukan Khas (Yon Paskhas) 462/Pulanggeni, Pekanbaru, diterjunkan dari ketinggian 1.200 feet.

Para prajurit ini Yon Paskhas 462/Pulanggeni, mulai dari tamtama, bintara, perwira pertama hingga perwira menengah, diwajibkan mengikuti terjun penyegaran (Junggar) ini.

Jump Master Terjun, Letda Psk Nurwantoro mengatakan, yel-yel dan nyanyian dilakukan para prajurit bertujuan mengalihkan pikiran mereka agar fokus, bukan ke lain-lain.

"Ini biar fokus saja. Sehingga tak ada pikiran ke lain. Selain itu, juga biar rileks, santai dan enak pas terjun nanti," kata Nurwantoro, Rabu (4/2//2015), di atas pesawat Hercules C-130 yang mengangkut para penerjun.

Mereka, kata Nurwantoro, berangkat dari Lanud Roesmin Nurjadin pada pukul 07.00 WIB dan mengangkasa di atas udara Kota Pekanbaru sebelum diterjunkan di atas tanah lapang milik PT Torganda, di Pasir Putih, Kabupaten Kampar.

Seorang jump master yang terhubung dengan pilot di bagian depan Hercules C-130 berkomunikasi sekaligus berkoordinasi mengenai kapan waktu tepat untuk menerjunkan para prajurit Komando tersebut.

Bunyi sirene dengan nada rendah ditandai lampu merah menyala terdengar diikuti terbukanya pintu di kanan kiri pesawat tersebut. Dua jump master yang berada di kedua bagian itu kemudian mencoba telungkup sambil mengamati titik pendaratan serta arah dan kecepatan angin.

Tak lama kemudian, terdengar aba-aba bersiap-siap diikuti oleh para penerjun mengaitkan kaitan tali parasut berwarna kuning ke tempat gantungan saat loncat nanti. Dengan tangan bersidekap di dada, satu per satu prajurit Para Komando itu didorong keluar pesawat.

Saat hendak lompat ini, jangan coba-coba untuk memperlambat gerakan atau berhenti sejenak di pintu keluar pesawat. Kalau tidak, para kru siap menolak sekuat-kuatnya sehingga ia mau melompat. Ada aturan sepersekian detik harus loncat semua.

Usai menerjunkan sekitar 20 prajurit terbagi pada dua baris yang terjun di kedua sisi pesawat, dilanjutkan kelompok berikutnya hingga semua prajurit berjumlah 78 penerjun lompat keluar.

Usai itu, Hercules kembali ke hanggar Lanud Roesmin Nurjadin dan menaikkan kembali sorti kedua terdiri dari penerjuan statik dan terjun bebas (free fall). Menurut Wakil Komandan Batalyon Paskhas 462/Pulanggeni, Mayor Pasukan Muhammad Fakhromy, Terjun Penyegaran (Junggar) ini wajib diikuti prajurit Para Komanda.

"Ini wajib diikuti semua prajurit. Terkecuali prajurit yang sakit dibuktikan dengan surat sakit, prajurit telah berumur 50 tahun lebih dan atau membahayakan bersangkutan," kata Wakil Komandan Batalyon (Wadan Yon) Mayor Psk Muhammad Fakhromy, di Mako Yon Paskhas 462/Pulanggeni.

Alumni Akademi TNI Angkatan Udara (AAU) 2000 ini mengatakan, Junggar ini diselenggarakan selama dua hari, hari ini dan esok hari, Kamis (5/2/2015). Sebelumnya, Jungga dilaksanakan di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Usai dari Lanud Roesmin Nurjadin dilanjutkan ke Medan, Sumatera Utara dan berakhir di Banda Aceh. Fakhromy mengatakan, walau sudah tak terhitung lagi ia terjun, namun perasaan was-was, dan tegang pasti muncul.

"Walau peterjun, kita hidup di darat. sudah sekian lama, perasaan takut tetap ada. itu tergantung masing-masing personel mengatasinya," kata perwira menengah ini.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved