Penghasilan Yakuza 25 Juta Yen Per Tahun dari Narkoba
Seorang pimpinan mafia Jepang, Yakuza, dari salah satu kelompok Yakuza besar yang ada di daerah Kansai, menceritakan kisahnya saat menjadi Yakuza.
TRIBUNPEKANBARU.COM, TOKYO - Seorang pimpinan mafia Jepang, Yakuza, dari salah satu kelompok Yakuza besar yang ada di daerah Kansai (Osaka, Kobe dan sekitarnya), menceritakan kisahnya saat menjadi Yakuza.
Kini setelah 9 tahun dia keluar dari Yakuza, terasa sekali situasi dan kondisi mencari uang bagi kalangan Yakuza dewasa ini sangat sulit dan tertekan akibat pelaksanaan Revisi UU Anti Yakuza per Oktober tahun 2011 yang sangat membatasi gerak Yakuza di tengah masyarakat umum.
"Dulu saya bisa punya penghasilan sekitar 100 juta yen setahun. Seperempatnya sekitar 25 juta yen dari perdagangan narkoba dan sisanya dari berbagai transaksi mulai penjualan PSK, judi, rentenir memberikan pinjaman dengan bunga tinggi dan sebagainya," papar N (52), mantan pimpinan Yakuza, kepada wartawan majalah mingguan SPA Jepang, edisi minggu ini mulai dijual 19 Mei 2015 kemarin.
Saat ini, menurutnya, situasi kondisi keberadaan Yakuza sudah berbeda. Dulu dengan mudah membunuh orang yak disukai. Dengan pengaturan dan pengetatan kepada Yakuza, semua kehidupan menjadi susah.
"Yang penting jangan membunuh pihak lain. Kalau dilakukan maka kita akan kesulitan sendiri. Saya pun terpaksa pensiun otomatis dan kehidupan jadi susah," ungkapnya lagi.
Pekerjaannya sempat menjadi sopir taksi saat mengundurkan diri dari Yakuza. Tapi tentu kehidupan jadi susah.
"Menjadi Katagi memang tidak mudah, menyakitkan mental kita. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang gagal menjadi Katagi," katanya.
Katagi adalah istilah bagi Yakuza yang berusaha sadar, tobat, untuk jadi manusia yang benar dengan caranya sebagai kesatria. Bisa juga dibantu oleh divisi khusus rehabilitasi Yakuza yang ada di kepolisian Jepang.
Dengan upayanya keluar dari yakuza dan kemampuannya berbisnis, N berusaha menjauhkan sedikit demi sedikit cara yang kurang baik dengan usahanya. Namun tetap tak lepas dari dunia malam, seperti bisnisnya menyewakan PSK (wanita panggilan), industri peminjaman uang dengan bunga tinggi, terjun dalam proyek konstruksi bangunan rumah dan semacamnya, serta berbagai upaya lain untuk cari uang.
"Luar biasa sulit menjadi Katagi untuk membersihkan diri karena lingkungan sekitar juga telah mengenal kita masa lalunya. Jadi yang paling sulit sebenarnya reintegrasi sosial, masuk ke dalam masyarakat umum menjadi manusia normal lagi, baik dari si penerima maupun kita sendiri untuk mengubah pikiran dari semula sebagai Yakuza menjadi manusia biasa. Perlu waktu untuk itu memang, disamping gangguan atau cobaan untuk berbuat jahat seperti saat Yakuza di masa lalu saya," ungkapnya. (Tribunnews).
Info lengkap Yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in
