9 Desa Bebas Api Jadi Ujung Tombak Pencegahan Karlahut
"Penurunan karlahut di Riau itu lebih karena kesadaran dan tekanan, bahkan kemarahan masyarakat yang 17 tahun mengalami bencana asap,” kata Al Azhar
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) kembali menyiagakan 9 desa sebagai ujung tombak preventif kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di sekitar konsesinya menjelang musim kemarau panjang yang diperkirakan mulai Februari hingga November 2016
Presiden Direktur RAPP Tony Wenas mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan masyarakat dari 9 desa yang menjadi mitra binaan untuk tetap waspada melakukan pemadaman serta melapor jika melihat adanya titik api guna mencegah meluasnya kebakaran.
Menurut Tony Wenas, keterlibatan masyarakat desa sangat penting sebagai tindakan preventif mencegah meluasnya kebakaran. “Cara ini sangat efektif untuk mencegah kebakaran sekaligus membangun budaya sadar di tengah masyarakat untuk tidak membakar,” kata Tony Wenas.
Dia mengatakan, RAPP akan memberi insentif dana program dana sebesar Rp 100 juta jika desa yang mampu menjaga daerah mereka dari kebakaran. Dana itu nantinya dialokasikan untuk membangun infrastruktur desa,” ujar Tony.
Terpisah, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Al Azhar menegaskan, kampanye masif dan proaktif untuk mencegah kebakaran atau setidaknya mengurangi intensitas kebakaran harus dimulai dari sekarang. Semua pihak harus berperan, termasuk kerjasama tripartit antara pemerintah, masyarakat, dan korporat harus diperkokoh.
Pencegahan kebakaran di Riau pada tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya. “Kami bersyukur bahwa titik api di Riau tahun 2015 menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penurunan karlahut di Riau itu lebih karena kesadaran dan tekanan, bahkan kemarahan masyarakat yang selama 17 tahun mengalami bencana asap,” kata Al Azhar.
Tahun ini, RAPP yang merupakan bagian dari APRIL Group menggandakan peserta program Desa Bebas Api dari 9 desa menjadi 18 desa untuk menekan terjadinya kebakaran hutan di Riau. Sebanyak 18 desa ini berasal dari 3 Kabupaten dan 7 kecamatan di Riau, diantaranya Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak dan Kabuapten Kepulauan Meranti. Program desa bebas api ini akan diluncurkan dalam waktu dekat bersama dengan program Masyarakat Peduli Api (Fire Awareness Community), periode 1 Juli sampai 31 Oktober tahun 2016.
Direktur RAPP, Rudi Fajar, mengatakan Program Desa Bebas Api merupakan komitmen perusahaan untuk melakukan pencegahan kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Riau dan mewujudkan zero fire pada tahun 2016 yang sejalan dengan misi pemerintah.
"Sejalan dengan instruksi Presiden, kita ingin tunjukkan keseriusan perusahaan, apa yang dianggap tidak mungkin oleh orang lain untuk Zero Fire (Nol Kebakaran.red), bisa kita wujudkan bersama-sama," ungkap Rudi Fajar dalam sosialisasi Program Desa Bebas Api 2016, di Pangkalan Kerinci, Rabu (20/1/2016).
Lebih lanjut, Rudi berharap setiap pihak bisa menyamakan pemahaman bersama untuk menekan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di tahun 2016. Dengan pemahaman yang sama, kata Rudi, maka pengelolaan pencegahan kebakaran bisa dilaksanakan dengan baik. “Pemilik perusahaan juga telah memberikan instruksi kepada seluruh jajaran untuk menciptakan zero fire 2016. Kita hrs brgerak cepat. Kita ingin tunjukkan ketika kita (perusahaan) serius. Saya yakin sekali 2016 situasi akan berubah, kita akan bersama-sama mengatasi kebakaran lahan dan hutan,” tutur Rudi.
Selain para kepala desa, acara sosialisasi ini juga dihadiri oleh para kepala Polisi Sektor (Polsek), Perwakilan Polisi Resort (Polres), dan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Kabag Ops Polres Pelalawan, Kompol Edwin, menyambut baik kegiatan FFV yang dilakukan RAPP secara berkesinambungan sejak tahun 2014. Dia menegaskan pihaknya memiliki personil yang siap membantu melakukan pencegahan.
"Kami dari pihak kepolisian sangat mendukung apa yang dilakukan RAPP. Harapan besar kami karhutla tidak terjadi karena seperti yang dikatakan Jokowi, Polri dan TNI berada di garda terdepan. Tetapi semua akan menjadi non sense tanpa ada dukungan semua pihak. Untuk itu, kami dari kepolisian mengucapkan terima kasih kepada RAPP yang telah membantu kami melakukan pencegahan. Kami mendukung penuh program FFV agar kita bisa hidup tentram bebas dari asap dan api,” ujar Edwin.
Dukungan pencegahan juga disampaikan Kepala Desa Putri Puyu, Syahrul. Dia menilai FFV mampu menjaga wilayah perkebunan masyarakat di Desa Putri Puyu dari kebakaran, terutama perkebunan karet sebagai salah satu komoditas utama. “Terima kasih atas bantuan program FFV yang dijalankan di desa kami. Program ini bisa membantu kami menjaga kebun kami dari kebakaran,” ucap Syahrul. (*)