Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Teman Ahok Buktikan Capaian1 Juta KTP yang Tak Dihadiri Mereka yang Ragu

Penghitungan ulang secara manual ini untuk membuktikan terkumpulnya 1 juta data KTP. Sebab, masih ada pihak-pihak

Editor:
KOMPAS.com/Indra Akuntono
Masyarakat DKI Jakarta memberikan dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (8/3/2015). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Pada Rabu (29/6/2016), relawan "Teman Ahok" melakukan penghitungan manual 1 juta KTP yang sudah terkumpul di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan.

Penghitungan dilakukan selama enam jam sejak pukul 11.35 WIB hingga 17.36 WIB. Dalam rekapitulasi manual tersebut, Teman Ahok melibatkan 100 relawan untuk menghitung formulir yang sudah dikumpulkan.

Selain tim rekapitulasi, Teman Ahok juga melibatkan 10 relawan sebagai tim yang melanjutkan memasukkan data. Data KTP yang sudah terinput hingga Rabu kemarin sebanyak 750.000.

Penghitungan ulang secara manual ini untuk membuktikan terkumpulnya 1 juta data KTP. Sebab, masih ada pihak-pihak yang meragukan 1 juta KTP itu, seperti anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu, Wakil Ketua DPRD Abraham "Lulung" Lunggana, dan Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman.

Teman Ahok pun berharap mereka hadir memenuhi undangan untuk menyaksikan langsung wujud adanya 1 juta KTP tersebut.

"Ya kami berharap sebetulnya teman-teman yang selama ini menyangsikan KTP yang kami kumpulkan untuk bisa dateng, untuk bisa menguji kualitas data kami, atau bisa juga memberi saran dan kritik yang konstruktif dengan hadir dan menyaksikan sendiri," ujar juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas.

Pihak yang ragu tak hadir Teman Ahok tidak mendapatkan konfirmasi kehadiran dari Adian, Lulung, dan Habiburokhman. Amalia menyebut Adian tak merespons saat dihubungi melalui WhatsApp.

Sementara Lulung dan Habiburokhman mengatakan tidak akan hadir melalui media. Lulung beralasan tak diizinkan oleh pimpinannya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz.

"Aku barusan telepon ketua umum (PPP versi Muktamar Jakarta), enggak dikasih izin. Dia (Djan) bilang, 'itu kan hitung-hitungan internal Pak Haji'," kata Lulung.

Sementara Habiburokhman mengatakan waktunya terlalu berharga untuk menghadiri undangan rekapitulasi 1 juta KTP Teman Ahok.

"Teman Ahok katanya mau mengundang orang-orang yang meragukan klaim KTP termasuk saya untuk melakukan verifikasi acak secara langsung, mohon maaf waktu saya terlalu berharga untuk menghadiri acara tersebut," ucap Habiburokhman.

Sama halnya dengan Habiburokhman, Adian juga mengatakan tidak mungkin membuang waktunya selama lima atau enam jam hanya untuk duduk dan mendengar paparan rekapitulasi 1 juta KTP Teman Ahok. Kritik Adian dan jawaban Teman Ahok Meski tidak menghadiri rekapitulasi 1 juta KTP, Adian memberikan kritik melalui keterangan tertulisnya.

Adian menilai rekapitulasi 1 juta KTP oleh Teman Ahok tak masuk akal. Rekapitulasi itu dilakukan hanya dalam waktu selama tujuh jam dengan 140 relawan. Padahal, menurut Adian, rekapitulasi itu sedianya tidak hanya menghitung, tetapi juga menyortir data KTP ganda, mencocokkan antara KTP dan formulir dukungan.

Langkah selanjutnya adalah memasukan data-data pemilik KTP atau SIM, seperti nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan alamat. Menurut Adian, kecepatan rata-rata relawan Teman Ahok memeriksa, membandingkan, dan memasukkan nama, NIK, alamat adalah 3,5 detik untuk satu KTP.

Adian menjelaskan, setiap data KTP terdiri dari 16 angka NIK, minimal lima huruf nama, 12 hingga 14 angka dan huruf tempat tanggal lahir, serta 30 angka dan huruf alamat. Dia tak akan memercayai rekapitulasi 1 juta data KTP yang dilakukan Teman Ahok.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved