Riau Nihil Titik Api, Kalimantan Barat Terpantau 48 Titik
Riau nihil dari hotspot. Kebakaran hutan dan lahan yang sebelumnya sempat merebak di wilayah Riau telah berhasil dipadamkan
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan membuahkan hasil. Jumlah titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan berkurang signifikan.
Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, satelit MODIS memantau 156 hotspot yang tersebar di 21 provinsi di seluruh wilayah Indonesia, Rabu (31/8/2016) pukul 07.00 WIB.
"Di Jawa Barat terpantau 14 hotspot, namun hotspot ini berasal dari pembakaran jerami pasca panen padi di sawah yang tidak memberikan dampak lingkungan yang berarti," kata Sutopo dalam keterangannya kepada Tribunnews, Rabu (31/8/2016).
"Riau nihil dari hotspot. Kebakaran hutan dan lahan yang sebelumnya sempat merebak di wilayah Riau telah berhasil dipadamkan," kata dia.
Menurut Sutopo, pantauan satelit maupun patroli udara menunjukkan tidak ada yang terbakar. Meskipun asap tipis masih mengepul dari lokasi-lokasi yang terbakar sebelumnya.
Nihilnya hotspot ini menyebabkan kualitas udara di Riau pada tingkat baik.
"Seluruh pengukuran kualitas udara yang dilakukan di Sumatera menunjukkan hasil yang menggembirakan," kata dia.
Berdasarkan pengukuran Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Siak, Dumai, Rokan Hilir, Bengkalis, Kepri, Palembang, Aceh dan Jambi semuanya di bawah 50 psi.
"Artinya udara baik dan sehat. Jarak pandang juga di Pekanbaru 7 km, Rengat 6 km, Dumai 7 km, dan Pelalawan 5 km," kata Sutopo.
Hingga saat ini Tim Satgas Terpadu dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Masyarakat Peduli Api dan relawan terus melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan.
Pendinginan daerah bekas terbakar terus dilakukan. Asap tipis yang keluar dari lahan gambut tetap ditangani dengan menyemprot air hingga kedalaman tertentu di lahan gambut.
Patroli diintensifkan dengan menggunakan motor tril masuk permukiman, pekarangan, hutan dan perkebunan. Lima helikopter BNPB masih terus melakukan water bombing.
Begitu juga dua pesawat Air Tractor melakukan patroli udara dan pengeboman air. Hujan buatan terus dilakukan setiap harinya.
Kalimantan Barat Ada 48 Hotspot
Sebaliknya di Kalimantan Barat terdapat 48 hostpot sesuai pantauan satelit MODIS, Rabu (31/8/2016) pukul 07.00 WIB.
"Sebagian besar hotspot berasal dari pembukaan kebun di Kabupaten Sanggau. Hotspot juga ditemukan di Kabupaten Landak, Kubu Raya dan Sambas. Secara umum kondisi masih cukup baik," ujar Sutopo.
Pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat terus dilakukan.
Dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat terdapat 9 kab/kota yang telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.
BNPB mengerahkan dua heli water bombing dan satu pesawat hujan.
Sebanyak 576 orang pelaku pembuka lahan dengan cara membakar lahan telah ditangkap oleh aparat TNI dari Kodim dan diserahkan kepada kepolisian.
576 orang pelaku pembakaran ini terdiri dari 7 orang ditangkap oleh Kodim 576/MPH, 30 orang oleh Kodim 1205/SKW, 2 orang oleh Kodim 1203/KTP, 386 orang oleh Kodim 1204/SGU, 48 orang oleh Kodim 1205/STG, 68 orang oleh Kodim 1206/PSB dan 35 orang oleh Kodim 1207/BS.
"Pelaku ada yang wajib lapor, membuat pernyataan, dan ditahan," ujar dia.
Kendala di lapangan adalah masih ada sebagian masyarakat yang membuka lahan pertanian dengan cara membakar.
Terbatasnya air untuk water bombing dan pemadaman di darat, dan jauhnya sumber air dengan lokasi kebakaran. (tribunnews)