Harga TBS Kelapa Sawit Riau Turun Akibat Harga Kedelai Lebih Murah
Produksi kedelai yang melimpah menyebabkan stok yang cukup banyak sehingga harga kedelai menjadi lebih murah.
Penulis: Afrizal | Editor: M Iqbal
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Afrizal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Peningkatan produksi kedelai menjadi satu diantara beberapa faktor penyebab penurunan harga tanda buah segar (TBS) di Riau.
Produksi kedelai yang melimpah menyebabkan stok yang cukup banyak sehingga harga kedelai menjadi lebih murah.
Harga yang lebih rendah ini membuat pelaku pasar cenderung lebih memilih minyak kedelai dibandingkan CPO.
Efeknya, permintaan CPO ikut menurun. Sesuai hasil rapat penetapan harga pembelian TBS Kelapa sawit produksi pekebun di Riau, Selasa (18/4), kembali terjadi penurunan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Riau, Ferry HC melalui Sekretaris tim pelaksana tim penetapan harga TBS Kelapa sawit, Rina Rosdiana, penurunan harga terjadi pada semua kelompok umur.
Penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp 70,99/kg. Penurunan ini setara 3,87 persen dari harga minggu lalu.
"Dengan adanya penurunan ini, harga TBS Kelapa Sawit periode ini Rp 1.764,04/kg," katanya.
Penurunan ini, lanjutnya, disebabkan beberapa faktor.
Secara internal, penurunan harga TBS disebabkan turunnya harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan sumber data.
Sementara faktor eksternal dipengaruhi peningkatan produksi kedelai.
Penurunan harga CPO juga diakibatkan penurunan permintaan dari Amerika Serikat, negara Uni Eropa, Pakistan dan India.
Sementara dari sisi produksi sedang meningkat.
Penurunan permintaan dari negara Uni Eropa disebabkan adanya resolusi yang dikeluarkan parlemen Uni Eropa untuk menghentikan impor CPO asal Indonesia.
Alasannya, produk kelapa sawit Indonesia mengakibatkan deforestasi, pelanggaran HAM, korupsi, pekerja anak dan penghilangan hak masyarakat ada.
