Rokan Hulu
Sebelum Anaknya Meninggal Akibat Ledakan TNT, Ini yang Dirasakan Mariono
Kamis siang, saat dia sedang mendorong batu bata, di lokasi kerjanya, ia mendengar suara ledakan keras.
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: M Iqbal
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Donny Putra.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIRPANGARAIAN - Mariono, ayah dari Suwanda alias Wanda (26), korban ledakan TNT di Desa Rambah Utama, Kecamatan Rambah Samo, Rokan Hulu (Rohul), tidak mendapat firasat apa-apa, sebelum anaknya meninggal.
Namuin, Pria berusia 59 tahun ini mengakusebelum kejadian, pada Rabu (19/7/2017) malam, tidak biasanya dia sulit tidur.
Baca: Korban Berencana Mau Pakai TNT yang Ditemukannya Untuk Cari Ikan Dilaut
"Malamnya saya nggak bisa tidur, nggak biasa-biasa, saya pun merasa adapa apa ya," khawatirnya, saat ditemui di rumah duka desa Rambah Utama, Kamis (20/7/2017) Sore.
Ia menambahkan, Kamis siang, saat dia sedang mendorong batu bata, di lokasi kerjanya, ia mendengar suara ledakan keras. Dirinya sempat khawatir mendengar suara ledakan itu, sebab anaknya Wanda sering bermain di sumber suara.
Baca: Wadan Korps Paskhas TNI AU Mengaku TNT Yang Meladak di Rambah Samo Milik Paskhas
Mendengar hal tersebut, Mariono langsung menuju TKP, dan menanyakan ke warga siapa yang menjadi korban. Namun tidak satupun warga yang mengenali wajah Wanda, namun sebagai ayahnya sendiri dirinya masih mengenali wanda.
Mariono mengaku, pihak perwira Paskhas TNI AU sudah datang ke rumah duka dan meminta maaf ke pihak keluarga atas insiden meledaknya TNT hingga Wanda meninggal.
"Dia (pihak TNI AU) sudah minta maaf atas kejadian ini. Saya juga sudah minta maaf, mungkin anak saya yang salah," terangnya.
Diakuinya, keluarganya sudah ikhlas melepas kepergian Wanda yang meninggal dunia karena TNT yang dipegangnya meledak di samping rumah kontrakan milik Kartono di RT 01/ RW 02 Dusun Karya Bakti, Desa Rambah Utama, Kamis (20/7/17) sekitar pukul 11.30 WIB.
"Saya sebagai orang tuanya ikhlas, namun kami minta pertanggungjawaban," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskanya, keseharian anak ke empatnya dari lima bersaudara tersebut adalah sopir dump truk, biasa mengangkut batu bata dan pasir.
Bukan hanya itu saja, anaknya juga merupakan seorang anak band yang jago bermain gitar. Tak heran jika korban banyak temannya.
"Dia itu hobinya musik, dan pulang kerja ia pegangnya itu (gitar)," katanya.
Mariono menuturkan, sebelum pergi ke lokasi kejadian, di belakang SMKN 1 Rambah, anaknya Wanda baru istirahat setelah membersihkan kandang bebek. Setelah itu ia pergi ke rumah temannya.(*)
