Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pakai Helm dan Baju Pelindung, Polwan Berhijab Ini Jalani Tugas yang Bikin Panas Dingin!

Tak ada yang menonjol dalam penampilan sehari-hari sebagai seorang wanita.Padahal wanita berhijab ini anggota polwan yang menjadi ujung tombak Brimob

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Sesri
Bripka Artika Noviyanti, Polwan Jihandak Brimobda Polda Riau 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Ilham Yafiz

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tidak ada yang menonjol dalam penampilan sehari-hari sebagai seorang wanita.

Padahal wanita berhijab ini merupakan anggota Polisi Wanita (Polwan) ini merupakan ujung tombak Brigade Mobil (Brimob) Polda Riau dalam melaksanakan berbagai tugas menjinakkan bom (jibom).

Bripka Artika Noviyanti, begitu nama lengkapnya berdinas di Brimobda Polda Riau sebagai penjinak bom.

Statusnya sama dengan polisi laki-laki yang juga penjinak bom.

Bila yang lain ingin berdinas di kepolisian bidang lain, misalnya polisi lalu-lintas atau pun satuan lain, tidak dengan alumnus SMAN 5 Pekanbaru ini.

Baca: Kuping Disumbat Keripik dan Disiram, Siswa SD Tewas karena Di-Bully Temannya

Baca: Penampakan Wanita Tanpa Kepala Ini Hebohkan Netizen, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Dia memilih menyandang pakaian pelindung bom, atau body armour, dan helm yang beratnya lebih dari 20 kilogram.

Tidak itu saja, ia lebih menerima resiko menyelamatkan nyawa banyak orang dengan menjinakkan bom.

Memilih satu kabel di antara kabel-kabel yang berseliweran rangkaian bom layaknya aksi menjinakkan bom seperti film laga.

"Satu body armour itu beratnya sekitar 27 kilogram, helm lima kilo," kata Artika kepada Tribun, Senin (7/8/2017).

Brigadir Kepala (Bripka) Bamin Detasemen Gegana Brimobda Polda Riau ini juga pernah menjadi komandan peraga menjinakkan bom sebuah acara di Jalan Gajahmada, Pekanbaru.

Baca: Kaget KPK Geledah Kantor PUPR Bengkalis, Warga: Bisanya Lihat di Televisi Pengeledahan Seperti Ini

Dia sudah tidak terhitung memeragakan penjinakan bom saat peringatan HUT Brimob setiap 14 November.

Keahlian menjinakkan bom bukan satu-satunya keahlian yang dimiliki Tika, begitu ia akrab disapa.

Polwan tangguh ini juga jago terjun payung. Satu dari dua orang polwan yang mengikuti aksi terjun payung bersama pasukan elite TNI AU, Pasukan Khas (Paskhas) 462 Pulanggeni tahun 2005 silam.

"Waktu itu, dari Brimob ada dua polwan, satu lagi rekan saya Bribda Ika Assari Dewi," sebutnya.

Memilih berkarir di kepolisian, Tika langsung ditempatkan di Jihandak.

"Waktu pelantikan langsung ditempatkan di Jihandak," katanya.

Namun hal itu tak membuatnya patah semangat. Saat awal mengabdi sebagai Polwan Bintara ia sering ikut ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) teror atau ancaman bom.

"Suatu kebanggaan tersendiri ikut dalam tim sterilisasi gedung, bandara dalam rangka kunjungan RI1, atau VVIP," sebutnya.

Belakangan, dia semakin miris dengan ancaman radikalisme yang muncul di Indonesia.

Kehidupannya yang bergelut bahan peledak, dan menjadi garda terdepan saat terjadi ancaman terorisme, dan kepolisian yang belakangan juga menjadi incaran pelaku teror membuatnya tidak bisa bermain-main.

Ketepatan menjadi teman akrabnya dalam bertugas.

"Tetap tingkatkan kewaspadaan dalam berdinas sesuai dengan motto Gegana, Setia, Tabah, Waspada," sebutnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved