Siak
VIDEO: ''Setelah Hari Ganjil Itu'', Puisi Persembahan Iyut Fitra di HPI Siak
Kedua tangannya yang terbuka diangkat lebih di atas kepalanya, menjadi daya tarik bagi penonton untuk larut dalam puisi itu.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: David Tobing
"Akukah jantan itu? Waktu berlingkupan
Gegas tak tertangkap tangan. Pagi siang malam lalu dalam irama tak tentu, setiap hari orang-orang berangkat. Mengangkat kopor-kopor, jinjingan, mimpi dan harapan. Siapa lagi yang tertinggal?"
Dari jendela ia dengar suara pedati berderak-derak dari jendela ia lihat kusir bendi melecutkan cemeti
Akan kemanakah mereka
Keratau madang di hulu
Berbuah berbunga belum
Merantau bujang dahulu
Di rumah berguna belum
Lelaki yang menangis untuk kata berikutnya
Pelan-pelan melambaikan tangan. Seolah-olah menitip pesan.
Tiba saatnya nanti, akupun akan pergi!
(Setelah Hari Ganjil Itu, karya Iyut Fitra).
Rekomendasi untuk Anda